19. Sore itu, dengan Raga

74 8 23
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Raga melewati kelas Khanza saat mendekati jam-jam terakhir, kelas XI Bahasa masih aktif belajar dijam itu Pak Budi guru matematika umum masih semangat menjelaskan materi-materinya disaat-saat jam kritis dengan sesekali meminta murid-murid untuk menerangkan kembali dan ada satu dua murid yang dipanggil kedepan untuk mengerjakan contoh soal.

Ia melirik Khanza dari kaca jendela, perempuan yang duduk di bangku deretan pertama itu sesaat setelahnya dipanggil untuk kedepan karena tak fokus mendengarkan dan tampak mengantuk.

Sorakan dari teman-temannya terdengar ketika Khanza hendak ragu untuk melangkah, terlebih sudah di sodorkan spidol oleh Pak Budi yang berdiri dihadapannya.

Raga masih menyaksikan bagaimana Khanza terdiam didepan papan tulis dengan memegang spidol yang penutupnya masih tertutup.

Khanza menoleh kebelakang, menatap Pak Budi. "Saya nggak bisa pak, belum mengerti."

Tawa dari anak-anak kelas itu terdengar, Pak Budi berdecak kesal lalu kembali mengambil alih spidol ditangan Khanza.

"Waduh gimana tuh yang biasanya paling percaya diri maju ke depan!"

"Mana nih yang katanya murid paling aktif dikelas?!"

Ejek-ejekan dari teman-teman kelas Khanza itu bisa terdengar hingga diluar kelas, Raga bisa melihat bagaimana mereka menghakimi Khanza yang tidak bisa mengerjakan satu soal di papan tulis.

"Khanza kembali ketempat, saya ingatkan lagi ini kurikulum merdeka siswa-siswi harus lebih aktif lagi didalam kelas." beritahu Pak Budi.

Khanza melangkah gontai menuju tempatnya, ia memang kurang fokus tadi menyebabkan ia tidak bisa aktif seperti syarat di kurikulum baru sekarang.

Soal yang tidak bisa dikerjakan Khanza tadi menjadi tugas rumah untuknya karena berhubung jam pelajaran dihari itu berakhir, tugasnya harus selesai saat diperiksa Minggu depan jika tidak ia tidak bisa masuk kedalam kelas Pak Budi selaku guru matematika umum.

Raga menyudut didinding saat seisi kelas Khanza keluar, ia tidak mau menjadi pusat perhatian. Khanza keluar paling akhir dari yang lainnya berdesak-desakan, langkah perempuannya itu sangatlah pelan.

"Kak Raga?" Khanza cukup kaget dengan kedatangan Raga dihadapannya.

Raga tak menggubris, ia berjalan lebih dulu. "Ikut gue," katanya.

Khanza memandang ragu punggung Raga yang sudah lumayan jauh melangkah darinya, ia masih terdiam ditempat sambil mengernyit heran.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang