09. Petuah dari Raga

96 8 8
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

"Mbak, avocado toast buat aku udah kan?" tanya Keisha menghampiri Mbak Nuni yang tengah berkutat didapur menyiapkan sarapan pagi.

Ia menoleh. "Udah kok Non," ujarnya melirik sepiring terdapat tiga lembar roti tawar dan susunan alpukat, telur mata sapi setengah matang dan keju lembar.

Keisha mengangguk, ia langsung mengangkat sepiring avocado toast itu kemeja makan bergabung bersama Erina yang tengah menyesap kopi panas, bersama Raga dan Bunda Sonia. Pagi itu mereka sarapan bersama lagi dirumah Keisha, hal ini sudah biasa terjadi sejak lama.

Tatapan penuh selidih diberikan Erina untuk Keisha. "Buat siapa lagi itu?" tanyanya.

Keisha yang duduk di samping Raga berhadapan dengan Maminya, memejamkan matanya sebentar menahan kesal. Sejak kemarin ia membohongi Erina, Keisha merasa terus diintimidasi oleh Maminya.

"Buat aku Mam, cuma sepiring ini doang nggak ada yang lain. Tanya aja Mbak Nuni," perjelas Keisha mengangkat sepiring menu diet itu sambil menoleh pada Mbak Nuni yang membawa beberapa sarapan yang lain.

Mbak Nuni meringis kecil lalu mengangguk untuk meyakinkan Erina, ia juga ikut terseret dengan hilangnya Keisha kemarin. Erina juga ikut mewanti-wanti beberapa pekerja rumahnya untuk tidak ikut-ikutan mendukung kebohongan Keisha, mereka seharusnya lebih berkerja sama dengannya untuk menjaga Keisha.

Kepercayaan Erina mulai sirna pada Keisha saat kejadian kemarin, hilang tanpa kabar lalu pulang larut malam ditambah sarapan pagi hari itu bukan untuk Raga yang seperti Keisha katakan padanya.

"Kalau kamu nggak mau kepercayaan Mami hilang, sering-sering jujur Kei. Mami nggak suka kamu udah mulai bohongin Mami, kamu tahu kan akibatnya kalau sampai menghancurkan kepercayaan Mami?" ujar Erina terdengar unsur pengancaman.

Tangan Keisha baru ingin memotong selembar roti namun terdengar suara Maminya yang mengerikan.

Ia meletakkan pisau dan garpu dengan kasar menimbulkan bunyi nyaring saat bersentuhan dengan piring, bahkan Raga ikut menoleh setelah sesuap nasi masuk ke mulutnya.

"Kei," tegur Raga, menurutnya tindakan Keisha tadi tidaklah bagus.

Keisha menghela napas dalam-dalam. "Iya, oke. Bisa nggak usah diungkit lagi? Oke aku bohong, itu bukan buat Raga itu cuma alasan aku buat bisa main sampai malam sama teman-teman les ballet."

Erina merengut kesal, merasa Keisha sudah mulai bisa membantahnya. "Mami cuma merasa kamu udah mulai berubah lagi Kei, mulai bohong sama Mami, ngebantah omongan Mami terus."

Keisha menggeleng cepat "No, that won't happen. Keisha masih jadi kesayangannya Mami, Keisha enggak bermaksud membantah Mami, Keisha cuma mencoba untuk mengeluarkan isi dari sudut pandang Keisha. Sorry Mam."

Keisha menggenggam erat tangan Erina, ia juga merasa bersalah. Dia tahu betapa sulitnya untuk menjadi single parents, mendidik anak seorang diri.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang