13. Rangkulan pertama?

110 10 7
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Orang yang tepat tidak akan membuatmu mengemis dan merasa rendah-- Raga Artajiwa

Raga berlari menjauh dari motornya yang sudah terparkir di pekarangan rumah, cowok itu segera menepi ke teras untuk melepas mantel hujan yang masih terpasangnya. Raga sedikit gemetar melepasnya, untung saja ia masih bisa sampai rumah tidak dengan drama meneduh dulu.

"Astaga Raga!" Sonia memekik kecil setelah keluar dari dalam rumah mendapati anaknya yang baru saja pulang ditengah hujan deras.

Benar dugaannya Raga memaksakan untuk pulang ke rumah, namun untungnya Raga pulang tidak separah kemarin-kemarin.

Sonia ikut membantu Raga melepas mantel cowok itu, dengan gerakan gesit lalu setelahnya ia menuntun Raga untuk masuk kedalam. Sonia dapat merasakan tangan Raga yang dingin, ia terlebih dahulu menyimpan mantel hujan itu lalu membuatkan Raga teh jahe merah untuk menghangatkan tubuh putranya.

"Kok maksa sih Ga?" heran Sonia.

"Enggak keburu Bund kalau nunggu hujan reda dulu, setengah jam lagi Raga berangkat ke coffe shop. Tadi nganterin temen dulu." ujar Raga, setelah itu ia menyesap teh buatan bundanya.

"Emang bentar lagi bakalan reda?"

Raga melirik kaca jendela, hujan deras masih mengguyur kota Jakarta.

"Bentar lagi mungkin, doain Bund."

Sonia geleng kepala, Raga bisa saja menjawabnya.

"Kata Keisha kamu lagi pdkt sama cewek, benar Ga?" pertanyaan bundanya hampir membuat Raga tersedak.

Raga segera menoleh. "Enggak benar, bunda jangan percaya sama omongan Keisha dia suka ngada-ngada."

Sonia tersenyum tipis. "Kalau benar juga enggak apa-apa, biar hidupmu itu ada warnanya sedikit. Bunda lihat hidupmu abu-abu terus, kalau enggak gila belajar ya gila kerja." Sonia secara terang-terangan mencibir putranya sendiri.

"Ya terus bunda maunya Raga gila perempuan? Ada-ada aja, bukannya bersyukur malah ngomong begitu." kata Raga merasa tidak terima dengan cibiran bundanya.

Raga juga tidak habis pikir dengan Keisha, entah kapan perempuan itu mendapat celah untuk menceritakan hal yang tidak-tidak pada Bundanya.

"Ya bunda cuma takut aja Raga selama ini enggak bahagia karena latar belakang keluarga kita yang mengharuskan kamu untuk kerja keras, bunda juga enggak mau larang Raga untuk punya pacar kok yang terpenting ya tau batasan." kata Sonia, memberi nasihat.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang