🍁🍁"Nanti sore ikut gue latihan futsal yuk Za, biar gue bisa pamer ke temen-temen gue. Gue belum pernah bawa cewek buat latihan futsal soalnya, mau jadi cewek pertama yang nemenin gue latihan futsal nggak?" Orlando bertanya sambil merangkul Khanza, mereka berjalan menuju parkiran.
"Nggak bisa kak, gue kan sorenya kerja part time di coffe shop yang sama kayak Kak Raga. Lagian emangnya gue barang apa di pamer-pamer!" Khanza menyentak tangan Orlando yang bertengger di bahunya.
Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Orlando yang meneriaki namanya, Khanza menyusul Geo, melangkah disamping cowok yang tengah sibuk menelpon seseorang. Pandangan Khanza menajam kedepan, menatap Raga dan Keisha yang terlihat akur berjalan berdampingan sambil tertawa terbahak-bahak.
"Kenapa Za?" tanya Geo setelah menutup panggilan telponnya, beralih memandang Khanza dari samping.
"Kesel tuh sama kak Orlando, masa gue di ajak nemenin dia latihan futsal cuma buat di pamerin ke temen-temennya, emangnya gue barang apa main di pamer-pamer!" Khanza mengadu dengan bibirnya mengerucut, namun pandangan matanya fokus kedepan yang masih menampakkan Raga dan Keisha.
"Kesel sama Orland atau kesel sama Raga hayo?" Geo dapat menebak raut wajah Khanza ia tahu gadis itu tidak hanya sekedar kesal persoalan Orlando, namun juga dengan pemandangan didepannya.
Khanza menghentikan langkahnya. "Kayaknya lebih kesel liat yang di depan deh kak!"
Geo lantas tertawa keras, kan tebakannya tepat sasaran. Pasalnya Khanza menceritakan tentang kekesalannya pada Orlando, namun tatapan matanya fokus pada Raga dan Keisha.
"Khanza, lo gampang banget sih ngambeknya?!" Orlando datang dengan napas tersengal-sengal, sedari tadi mengejar langkah Khanza yang secepat kilat.
"Lo ngeselin sih kak!"
"Iya minggir-minggir sana lo!" Geo sedikit mendorong Orlando kesamping membuat tubuhnya oleng.
Acuh dengan aksi Geo dan Orlando yang saling dorong, Khanza beralih berlari menyusul Raga dan Keisha yang tengah memakai helm.
"Kak Raga!" pekik Khanza, membuat Raga menoleh kearahnya dengan alis sedikit berkerut.
"Kalian mau langsung pulang?" tanya Khanza.
Raga memutar bola matanya malas. "Oh astaga Khanza, lo lari-lari manggil gue cuma mau nanyain itu? Mau kemana lagi coba kalau nggak mau pulang!"
"Iya Za gue sama Raga pulang ke rumah gue dulu, terus habis itu dia nganterin gue ke tempat kelas ballet, sorry ya Za nggak bisa lama-lama. Pinjem Raga dulu ya, nanti juga ketemu di coffe shop kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Novela JuvenilRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...