🍁🍁
Pagi hari di kostnya, Khanza kembali merasa kosong seperti biasanya. Padahal baru kemarin ia merasakan kehangatan dari kepedulian Sonia dan Raga, Bundanya Raga yang setiap pagi hendak berangkat kerja membangunkannya untuk mandi pagi.
Lalu ada Raga yang selalu menyempatkan diri membuat sarapan sebelum berangkat sekolah, mengingatkannya untuk minum obat. Pertama kalinya merasakan kehangatan Raga walaupun hanya sebagai kepedulian semata.
Perempuan itu memilih bangkit dari tidurnya lalu menyingkap gorden kamar dan membuka jendela memperlihatkan aktivitas tetangga kostnya yang mulai bersiap-siap untuk bekerja atau kuliah, dengan menyiapkan kendaraan masing-masing yang mulai memenuhi jalan gang sempit pagi itu.
Lingkungan kostnya tidak begitu sepi, hanya saja mereka dengan urusan individu, ibu-ibu yang dulu bergosip tentangnya saat pertama-tama ia tinggal di sini mulai fokus dengan kehidupan individu mereka, memang seharusnya begitu.
Khanza sesekali bertegur sapa dengan mereka saat tak sengaja berpapasan.
Saat tengah memperbaiki tempat tidurnya, handphone Khanza yang diatas kasur itu berdenting.
Pesan masuk dari Raga.
Kak Raga
minum obatnyague pesen bubur ayam buat bunda, mau sekalian?
lo pasti blm sarapan kan
Khanza
gue udah sembuh kok, gprlu minum obat juga udh gapapamakasih kak, tapi ga usah nnti gue masak sendiri atau beli didepan
Kak Raga
yaudah yg penting jgn lupa sarapan ajannti sekolah kan?
mau gue atau geo yg jemput?
Khanza
jln kaki juga bisa, ada ojek juga didepanKak Raga
jgn jalan kakiKhanza
ydh nnti gue jalan pke kepalaKak Raga
hahaKhanza kembali meletakkan handphonenya, sejak dirinya sakit hikmah yang bisa diambil adalah ia jadi sering bertukar pesan dengan Raga walaupun laki-laki itu hanya memberi tahu hal-hal penting saja.
Tak lama setelahnya handphonenya kembali berdenting dengan pesan masuk, kini giliran Geo yang mengirimkan pesan.
Kak Geo
hello, semoga paginya hari ini tetap baik walaupun udh pulang dri rumah gebetan
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Novela JuvenilRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...