🍁🍁
"Hai pretty––Eh Za, kenapa lo?" Khanza tak sengaja menubruk dada Orlando ketika buru-buru keluar dari rumah Raga.
Khanza tak mengindahkan perempuan itu berjalan begitu saja sambil menutupi separuh wajahnya dengan telapak tangan, langkahnya kembali menyita perhatian Geo yang baru saja sampai memarkirkan motornya.
Laki-laki itu menahan bahu Khanza agar tak beranjak. "Khanza, kenapa?" tanya Geo setelah membuka kaca helmnya yang belum terlepas.
Geo yang tidak tahu apa-apa ikut kena imbasnya, Khanza menepis tangannya yang diperban.
"Tanya temen lo tuh!" cetus Khanza sedikit berteriak.
Ia meninggalkan Geo yang tengah meringis kecil sambil memegangi tangannya yang di perban karena keseleo.
"Yo, kenapa tuh si Khanza?" tanya Orlando menghampiri Geo, yang menggerak-gerakkan tangan kanannya yang di perban.
"Tanya temen lo tuh," ujar Geo mengulang kembali ucapan Khanza.
"Lo duluan aja kedalam, gue mau susul Khanza." ujar Geo bergerak cepat untuk naik keatas motornya.
Ia pergi menyusul Khanza yang ia yakini belum jauh dari kompleks perumahan sederhana minimalis, ia memelankan laju motornya saat mendapati punggung Khanza.
"Kenapa lagi sih Za?" tanyanya pelan.
Khanza yang wajahnya tertekuk itu menoleh pada Geo, yang tersenyum tipis menunggu jawabannya. "Udah ditanya ke temen lo?"
"Nggak keburu, tapi gue udah suruh Orlando nanyain. Gue cepat nyusul lo kesini, takutnya malah nge gigit warga sini." celetuk Geo sambil tertawa kecil.
"Emangnya gue anjing?" balas Khanza dengan sarkas.
"Singa sih, muka kelinci kelakuan lo kayak singa yang lagi lapar. Tangan gue yang cuma keseleo aja sampai mau patah tulang beneran pas lo hempas," ujarnya lagi.
Demi apapun Geo sangat bernyali besar menghadapi Khanza dengan mode singanya yang kapan saja bisa menerkamnya habis-habis, padahal kalau dipikir-pikir Geo juga emosional anaknya tapi bisa mengatur itu jika mengharap Khanza.
Khanza menghentikan langkahnya secara tiba-tiba, Geo juga ikut berhenti menatapnya dengan aneh.
"Kenapa?"
"Tadi lo bilang tangan lo keseleo Kak, sini coba gue liat." Khanza menggapai tangan kanan Geo, namun laki-laki itu langsung menjauhkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Teen FictionRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...