03. Barista ganteng

111 8 6
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Terlepas dari kenyataan bahwa kehadiran Khanza tidak di sambut cukup baik di sekolahnya yang baru, gadis yatim piatu itu memilih untuk tidak mengambil pusing hal itu. Karena menurutnya hari-hari kedepannya mungkin akan lebih berat, dan ia tidak boleh mudah tumbang oleh hal kecil seperti itu.

Khanza memilih menjadikan hal itu semangat untuknya, ia tidak mau berlarut-larut menangisi dirinya yang dijauhi teman-teman sekelasnya itu. Khanza yakin suatu hari nanti ada hal yang lebih berat dari itu, mungkin ia hanya perlu membiasakan diri tidak disukai oleh seseorang.

Lagi, kalau dibandingkan dengan teman-temannya yang disekolahnya yang sebelumnya Khanza jarang mendapat ujaran kebencian atau rasa iri seperti itu, entah ia yang tidak pernah menyadari hal itu namun Khanza selalu diperlakukan dengan baik oleh orang-orang sekitarnya termasuk teman-temannya yang berada di dunia pendidikan.

Khanza terkenal ramah dan cukup aktif di sekolah, begitupun dilingkungan rumahnya ia tidak pernah bosan untuk menyapa orang yang ia lewati meskipun terkadang tidak mendapat respon. Namun itu yang membuat orang-orang nyaman padanya, mungkin Khanza sudah terbiasa dengan hal itu hingga membuatnya sedikit kaget dengan teman-teman barunya yang tidak menyukainya hanya karena ia aktif didalam kelas.

Makanan anak kost pasti selalu di sesuaikan dengan isi kantong, makanan sederhana namun mempunyai rasa yang nikmat.

Seperti saat ini Khanza tengah membuat tempe penyet, setelah tempenya digoreng ia letakkan tempe goreng kedalam cobek lalu di penyet tempe hingga hancur kemudian ia beri daun kemangi yang kebetulan tumbuh di sekitar kostnya, lalu mengaduk rata tempenya agar tercampur dengan sambal yang sudah ia buat tadi.

Khanza menyalinnya di piring, setelah itu ia mengambil nasi hangat didalam rice cooker mini.

Khanza tidak terbiasa makan seorang diri di kost-an, biasanya ia makan bersama dengan kedua orang tuanya dan tantenya. Biasanya Mamahnya selalu saja menambah nasi dan lauk pauk di piring Khanza, padahal ia sudah cukup kenyang.

Dibilang sulit sangat sulit untuk Khanza yang sedari dulu dimanjakan oleh Ayah dan Ibunya, Khanza tidak pernah kekurangan kasih sayang sedikitpun namun sekarang ia harus kehilangan semua itu. Walaupun hidup sederhana namun Ayahnya selalu mengupayakan agar Khanza hidup layak seperti remaja-remaja yang lainnya, yang ingin membeli ini itu.

Hingga pada saat Ayah dan Ibunya meninggal, mau tidak mau Khanza harus menjual beberapa barang yang cukup mahal untuknya yang pernah dibelinya, hal itu hanya untuk menghidupi dirinya yang waktu itu kehabisan uang dan ingin pindah ke Jakarta.

Ia sempat bekerja sebulan di rumah makan namun langsung resign saat ingin pindah ke ibukota ini, Khanza benar-benar diharuskan untuk mandiri setelah kehilangan kedua orangtuanya. Khanza mungkin tidak sekaya itu dulu, namun Ayahnya yang bekerja di sebuah proyek pembangunan bisa mencukupi kebutuhan remaja seperti Khanza.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang