🍁🍁
Mereka sampai dikediaman Raga, Khanza mengetuk pintu rumah Raga dengan lumayan kencang dengan Geo dan Orlando yang berada disisi kanan dan kiri Raga memapah laki-laki yang sudah kehilangan kesadaran.
Setelah diketuk beberapa kali, pintu bercat cokelat itu terbuka. "Siapa-astaga Raga?" Sonia terkejut mendapati anaknya yang sudah lemas tak sadarkan diri.
"Tante, kita bawa Raganya kedalam dulu ya?" kata Orlando.
Sonia mengangguk cepat dengan mempersilahkan mereka untuk masuk membawa Raga kedalam.
"Bawa Raga ke kamarnya ya," beritahu Sonia.
Ibu satu anak itu membukakan pintu kamar Raga, Geo dan Orlando membawa Raga masuk dan membaringkan tubuhnya dengan pelan diatas kasur.
"Astaga, Raga kenapa nak-kok bau alkohol?" tanya Sonia pada Khanza.
"Dari tadi Tante nungguin Raga tapi dia pulang dengan keadaan kayak gini."Khanza melirik Raga yang tengah dilepas sepatunya oleh Orlando, lalu kembali menatap Sonia yang masih menunggu jawabannya.
"Mabuk Tante, tapi untuk yang lebih jelasnya biar ditanya ke Kak Raga aja ya. Khanza nggak berhak untuk jelasinnya, aku juga nggak tau pasti kronologinya gimana." ujarnya.
"Mabuk? Kok bisa Ya Tuhan," Sonia mengigit kukunya dengan cemas, menghampiri Raga duduk di sisi tempat tidur.
Sonia mengelus kepala Raga dapat menghirup alkohol dari putranya, ia beralih menatap Geo dan Orlando berharap mendapat jawaban dari pertanyaannya.
"Ini tuh gara-gara si--"
"Land," tegur Geo memberi tatapan tajam pada Orlando.
Orlando berdecak sebal ketika dibatasi untuk berbicara yang sebenarnya oleh Geo.
"Geo, Orlando. Kalian tahu sesuatu kan? Tolong kasih tau Tante," Sonia menatap keduanya dengan permohonan, menunggu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dipikirannya.
"Benar kata Khanza tadi, untuk yang lebih jelasnya lagi biar Raga yang cerita takutnya Raga marah ke kita karena udah lancang." ujar Geo.
Sonia melirik Raga yang tertidur dengan wajah tenangnya. "Tante cuma khawatir, akhir-akhir ini selalu ada yang enggak beres terjadi ke Raga. Dan Tante nggak bisa tahu jelas penyebabnya apa. Ada apa, kenapa--"
Sonia tak dapat melanjutkan ucapannya lagi, ia menunduk sambil memijit pelipisnya. Khanza yang berdiri disampingnya mengelus bahu Bunda Sonia dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Teen FictionRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...