🍁🍁
"Namanya Raza ya, bukan Raja!" protes Khanza menegaskan pada Orlando yang sejak tadi sengaja tidak menyebut nama anak kucing putih itu dengan benar, kehadiran Raza langsung Khanza pamerkan pada teman-teman Raga alhasil Geo dan Orlando mendatangi kost Khanza untuk melihat kucing liar yang dipelihara Khanza dan Raga.
Mereka datang tidak dengan tangan kosong, karena Khanza melarang. Jadinya Geo dan Orlando berbagi, Geo membeli makanan kucing dan Orlando membeli kandangnya yang terbuat dari kayu dengan bentuk bertingkat-tingkat.
Raga sempat menegur Khanza yang memeras kedua temannya itu, namun kata Khanza tak apa untuk mengurangi yang akan Raga beli.
Raga kebagian membeli tempat makan, kotak pasir, pasir kucing, tempat tidur, mainan bulu, kalung yang dilengkapi dengan lonceng, papan kucing untuk menggaruk, dan pet carrier untuk mengangkut kucing Raza kemana-mana.
"Raza, lo harus tahu kalau kedatangan lo udah merepotkan banyak orang." cemoohan dari Orlando terdengar, ia memicingkan matanya pada kucing putih yang dipangku oleh Raga itu.
"Ih bilang apa tadi lo Kak?!" Khanza yang datang dari dalam, habis membuatkan mereka keripik kentang.
"Katanya kedatangan Raza udah merepotkan banyak orang Za," jawab Raga mengadu.
Biarkan saja Orlando kena amukan Khanza yang tengah mode singa itu. Dari tadi saja Raga memilih banyak mengalah, dibandingkan harus diamuk.
"Lo nggak ikhlas ya, beliin Raza kandang? Sesekali jadi uncle yang baik," omel Khanza.
"Masa gue uncle–nya koceng!" cibir Orlando.
"Soalnya muka lo kayak kucing birahi Land," celetuk Geo menambahkan.
"Muka lo tuh, muka-muka balikan sama mantan!" ejek Orlando.
"Eh emang iya, Kak Geo balikan lagi sama Ranti?" tanya Khanza ikut penasaran. Ia mendudukkan diri disamping Raga, membawa satu tangan Raga untuk mengelus kepalanya dan satu tangan Raga digunakan untuk mengelus kepala kucing Raza.
Geo berdecak, jari-jarinya asik berselancar dalam game. "Nggak niat,"
"Nggak niat apa lagi diniatkan nih Yo?" goda Orlando. Melirik Raga dan Khanza. "Lo liat sendiri Raga yang nolak Khanza mentah-mentah, eh nelan ludahnya sendiri." lanjutnya.
Geo tertawa. "Iyalah kalau bukan telan ludah sendiri, mau telan ludah siapa lagi? Ya kali ludah lo gue telan,"
Raga, Khanza, dan Orlando bergedik ngeri mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Teen FictionRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...