10. Anaknya Bunda

90 8 8
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁


Ini hal gila yang pernah Raga lakukan untuk Keisha selama mereka bersahabat sejak kecil, menemani perempuan itu untuk bertemu dengan kekasihnya. Damian Ilano, yang jelas-jelas itu hanya akan menambah luka baru untuk Raga.

"Ga, cepetan dikit dong jalannya!"

Raga merasa terseret dengan tangannya ditarik-tarik Keisha agar mempercepat langkahnya, raut wajah yang tampak tak bersahabat itu sangat kentara sekali dari mimik wajah Raga.

Beberapa orang mungkin pernah menemani teman atau sahabat mereka berkencan dengan pujaan hati, namun posisi Raga sekarang sangat memilukan. Bagaimana bisa ia menemani seseorang yang ia cintai untuk bertemu laki-laki pujaannya?

Ini semua karena Erina, sejak ditipu Keisha waktu itu Erina memperketat pengawasan terhadap putri semata wayangnya itu. Dengan syarat kemana-mana harus ditemani Raga, kecuali sampai masuk ke bilik toilet.

Awalnya Raga senang mendengarnya, ia lebih bisa menghabiskan banyak waktu dengan Keisha, siapa tahu takdir akan berpihak padanya. Karena yang menetap lama, akan kalah dengan yang selalu ada bukan? Namun Raga kedua-duanya.

Sayang sekali, itu hanya angan-angan Raga. Saat ini Keisha malah ke pusat perbelanjaan, tempatnya bertemu dengan Damian.

"Kei, kayaknya lo suka banget liat gue berantem sama Damian?" Raga mengeluarkan celetukan, setelah dari tadi diam banyak membatin.

Keisha membalikkan badannya. "Ya makanya akur dong, gue bakalan seneng banget liat pacar sama sahabat gue akur. Kalau kalian akur, gue janji kita keliling dunia!"

Raga tertawa pelan, ada-ada saja yang keluar dari mulut Keisha.

"Gue milih menetap di rumah, keliling-keliling kan pusing."

Sepenggal percakapan random mereka hari itu sebelum adanya kemunculan Damian yang tak jauh dari tempat mereka berdiri, tengah melambaikan tangan kearah Keisha.

Raga melirik Keisha yang sangat kegirangan disampingnya, pancaran kebahagiaan dari Keisha yang ditunjukkan untuk Damian memang sangat berbeda.

Genggaman tangan Keisha untuk Raga terlepas, perempuan itu langsung berlari kecil kearah Damian yang merentangkan tangannya menyambut pelukan hangat untuk Keisha.

"Alay." Raga tak tanggung-tanggung mengeluarkan cibiran, walaupun bernada pelan.

Seolah-olah pasangan yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu, itulah yang dapat mendeskripsikan Keisha dan Damian yang tengah berpelukan erat dihadapannya.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang