🍁🍁
"Lo pulang jam berapa kemarin Ga? Soalnya gue liat sama Orland, motor lo masih diparkiran." tanya Geo, setelah melepas handscoon.
Mereka bersama keluar dari laboratorium kimia setelah praktek dijam pertama itu berakhir. Raga terdiam sebentar, memikirkan alasan untuk menjawab pertanyaan Geo.
"Jam empat, bantuin Pak Hendi dulu buat beresin alat-alat yang dipakai buat praktek tadi diruang olahraga." ujar Raga berkelit.
Raga tidak mungkin berterus terang kepada Geo jika dia membawa Khanza untuk pergi ke danau, itu sama saja dia mempermalukan dirinya sendiri dihadapan mereka.
"Oh kelas sepuluh IPS yang ada praktek penjaskes kemarin ya? Kata sepupu gue sih, mana jam terakhir lagi." kata Geo.
Orlando mengangguki ucapan Geo. "Gue juga sempet liat kemarin, mantap cuy praktek senam lantai."
"Lo ngintip adek kelas yang lagi praktek Land? Parah, lo pasti salfoknya pas bagian forward roll. Cabul amat pikiran lo." Geo tak segan untuk mengeluarkan cibiran untuk Orlando.
"Enggak sengaja lewat anjir, kan rugi kalau nggak lihat dulu." celetuk Orlando, Geo memukul belakang leher Orlando.
Raga bisa bernapas lega mereka tak lagi mempertanyakan keberadaannya kemarin, Raga pikir mereka akan mengupas tuntas hingga ke akar-akarnya.
"Btw Ga, lo nggak diapa-apain sama Pak Hendi kan?" tanya Orlando sambil menepuk pundak Raga.
Raga mengernyit lalu menoleh. "Di apa-apain gimana maksud lo?"
"Ya kan rumor yang beredar itu katanya Pak Hendi penyuka sesama jenis, beberapa alumni juga pernah jadi korbannya. Katanya kekar gitu dia punya sisi gelapnya sendiri." celoteh Orlando.
"Jangan sembarang lo Land, itu kan rumor doang." kata Geo.
Raga memutar bola matanya malas, mendengar spekulasi yang dimunculkan oleh Orlando yang menjerumus ke fitnah. Orlando sudah seperti lambe turah yang menyebarkan hal-hal yang belum tentu benar adanya.
"Sering gue denger dari kelas yang diajar sama dia kok, cowok yang ganteng bakalan dikasih nilai tinggi." ujar Orlando lagi.
Raga melirik sekitar. "Udah deh, jangan sampai didengar orang lo bisa dilaporin atas kasus pencemaran nama baik ngomong tanpa bukti begini."
"Yah anjir!" Orlando mengalah, tak lagi membahasnya. Padahal laki-laki itu sangat ingin meneruskan obrolan tentang rumor yang ia dengar dari banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Fiksi RemajaRaga Artajiwa. Seperti namanya, Raga. Dia Raga untuk Keisha, dan juga Raga untuk Khanza. Bagi Keisha Lavanya, Raga tidak hanya sekedar sahabat tapi juga tempat berpulang dari segala gundah yang terjadi, Raga tempatnya berkeluh-kesah dari segelintir...