32. Masalah kepercayaan

91 7 20
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

"Bunda, Kak Raga. Sebelumnya makasih udah izinin aku tinggal sebentar disini, nanti sore aku bakalan balik ke kostan." ujar Khanza memecah keheningan di saat sarapan pagi.

Dentingan sendok berhenti, Sonia menatapnya dengan melas, Raga melirik Khanza sebentar lalu melanjutkannya makanannya.

"Loh, kok cepat banget sih sayang? Padahal Bunda seneng loh kalau kamu ada disini, kamu beneran sudah sembuh?" ujar Sonia, memandangnya dengan khawatir.

"Sudah Bunda, enggak enak juga kalau tinggal disini lebih lama." celetuk Khanza.

"Yaudah kalau gitu nanti sore gue antar lo ke kostan, jangan lupa kalau di kost obatnya jangan lupa diminum." Raga menyahut.

Detik itu juga Sonia menoleh ke Raga lalu bergantian menatap Khanza. "Raga galak ya sama kamu Za?"

Khanza tertawa kecil lalu menggeleng. "Eh enggak kok Bunda, Kak Raga baik cuma emang Khanza harus balik ke kost."

"Enggak Geo, enggak bunda negatif thinking mulu." cibir Raga setelah meneguk segelas air putih.

Sonia dan Khanza kompak tertawa melihat wajah tertekan Raga yang selalu saja dilihat sebagai tokoh antagonis, dan penjahat hati, kalau kata Geo.

"Tapi sebentar, Bunda punya sesuatu untuk Khanza!" Sonia berdiri dari duduknya, matanya berbinar tampak antusias.

Khanza menatap Raga dengan tanya setelah Sonia berlalu, Raga mengendikkan bajunya. Ia juga tidak tahu apa yang dipikirkan Bundanya, tak lama setelah itu Sonia muncul dengan membawa paper bag.

"Lihat dulu deh, semoga Khanza suka ya." ujar Sonia menyerahkan paper bag itu pada Khanza.

Khanza melihat isi paper bag itu terdapat dua pasang cardigan rajutan berbahan tebal dengan style yang kekinian, Khanza berbinar-binar menatap hal itu.

"Bunda, ini bagus banget. Bunda beli ini buat Khanza?" Khanza tak dapat menyembunyikan rasa senangnya.

"Bunda enggak beli sayang, Bunda buat sendiri, belajar otodidak. Udah sekitar dua mingguan jadinya, tapi Bunda sempat bingung mau kasih ke siapa. Kalau buat Bunda kurang cocok, eh ternyata dia nunggu kamu yang pakai." 

Khanza manggut-manggut, ia masih tidak bisa mengalihkan pandanganya. Khanza langsung memeluk Sonia untuk melampiaskan rasa senangnya.

"Bunda makasih, ini bagus banget pasti susah buatnya!" ujar Khanza dalam pelukan Sonia.

Sonia mengelus kepala anak itu penuh sayang, sesekali menatap Raga yang memperhatikan interaksi keduanya.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang