35. Maaf untuk Khanza

100 7 48
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

"Tadi sampai mana Za?" Pertanyaan absurd dari Orlando muncul memecah keheningan didalam mobil Geo, mereka perjalanan pulang.

Khanza melototi Orlando saat laki-laki itu menoleh kearahnya dengan raut wajah memerah menahan tawa, lalu di samping Orlando ada Geo yang menatapnya penuh intimidasi dari spion dalam mobil.

Orlando beralih menatap Raga dengan wajah tengilnya yang langsung dihadiahi oleh Raga tatapan tajamnya.

"Cie Raga udah gede," tambah Orlando menggoda Raga.

"Kak Orlando!" sungut Khanza, ia memekik kecil didalam mobil.

Tawa dari Orlando langsung pecah saat itu juga, disusul dengan lemparan barang-barang Khanza yang berada didalam tas selempang. Orlando membungkukkan badannya menghindar, namun Khanza berdiri beralih memukuli punggung Orlando.

Orlando bangkit dengan memungut barang-barang Khanza yang terlempar dibawah tempat duduk, memberikan kembali pada perempuan itu dengan menyatukan kedua tangannya untuk meminta ampun.

Setelah Khanza duduk kembali, Orlando menoleh kearah Geo dan mulai kembali bersuara.

"Geo, kalau lo lihat apa yang gue lihat tadi pasti lo juga bisa shock atau stroke ditempat. Kalau tadi gue nggak pergokin mereka pasti udah aneh-aneh tuh," ujar Orlando lagi.

Khanza menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia dan Raga dipergoki Orlando yang waktu itu izin untuk ke toilet. Laki-laki itu berseru keras saat itu juga membuat keduanya kaget dan menjauhkan diri layaknya orang yang ketangkap basah tengah melakukan hal yang tidak senonoh.

Padahal Raga dan Khanza hanya saling melempar tatapan mereka, dengan Khanza yang menyentuh letak hati Raga yang katanya sedang terluka saat itu.

"Raga," panggil Geo pelan, namun terdengar tegas.

Raga membalasnya dengan deheman, sementara matanya menatap kearah jalanan.

"Lo nggak ngapa-ngapain kan sama Khanza?" tanya Geo, lalu ia berpindah pada Khanza. "Lo juga Za, nggak di apa-apain kan sama Raga? Pesan gue ya, walaupun lo tergila-gila sama Raga jangan sampai lakuin hal-hal nggak bener." lanjutnya.

"Pertanyaan nggak berbobot," Raga menyela.

"Pantes Yo tadi kita cariin mereka udah nggak ada ternyata udah mojok dibalik tembok," tambah Orlando memanas-manasi Geo.

Khanza refleks menarik rambut tebal Geo kebelakang membuat laki-laki itu berdarah Manado itu berteriak.

"Jangan jadi kompor deh Kak!" geram Khanza.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang