"Daddy, hari ini kita ke tempat aunty Yasmine?"
Suara Winter terdengar, bocah perempuan itu berjalan mendekat kearah Marvin yang sedang mengenakan seragamnya dengan kakinya yang mungil.
Marvin menoleh, ia mengulum senyum manis kemudian berjongkok, mengabaikan dua kancing teratas seragamnya yang tidak terpasang. Kedua tangan kekarnya langsung memeluk tubuh mungil Winter, sedangkan sang putri terkikik geli karena napas sang daddy menghembus pada lehernya.
"Wangi sekali anak daddy. Aunty Yasmine kemari?"Tanya Marvin dengan lembut, ia usap surai coklat milik Winter dengan kasih sayang.
Salah satu harta terindah yang Tuhan miliki setelah Tuhan mengambil Yunjin saat mendiang istrinya berhasil melahirkan Winter, anak mereka dengan normal.
Sepakat ia dan Yunjin memberi nama putri pertama mereka dengan nama Winter Kim. Putri mereka lahir saat salju pertama turun di musim dingin, di hari pertama awal tahun.
Hari yang membuat Marvin campur aduk. Antara bahagia dan sedih memenuhi ruang hatinya kala itu, harus merelakan Yunjin dan juga sangat bahagia bisa memiliki Winter dalam dekapannya.
Huh Yunjin, istrinya yang paling ia sayangi dan cintai.
Marvin jatuh cinta pada sosok Yunjin saat dirinya sudah memiliki kekasih.
Sebut saja Marvin brengsek, tapi perasaan itu tidak mudah ia cegah. Dan ia memacari Yunjin tanpa Yunjin ketahui bahwa Marvin sudah memiliki kekasih.
Hingga suatu hari, hubungan mereka diketahui oleh kekasih Marvin. Tentu terjadi pertengkaran hebat, Yunjin pun sama kecewanya dengan kekasih Marvin. Yunjin merasa dibohongi bahwa ternyata Marvin sudah terikat oleh seseorang.
Marvin tahu ini semua adalah kesalahannya. Tapi tidak bisa Marvin bohongi bahwa ia lebih mencintai Yunjin daripada kekasihnya yang sudah ia pacari selama dua tahun itu.
Ia memilih Yunjin.
Terkadang, rasa bersalah itu datang.
Tapi Marvin tidak boleh terlarut. Pasti sekarang mantan kekasihnya sudah bahagia bersama kekasihnya atau keluarga kecilnya mungkin?
Marvin hanya bisa menerima takdir.
"Iya. Sekarang sedang membuat sarapan bersama uncle Ray, ayo dad!"
"Haha! Iya ayo kita hampiri mereka"Turut Marvin, ia menggendong tubuh mungil Winter dan berjalan meninggalkan kamarnya yang tidak sepenuhnya tertutup rapat.
Keduanya turun dari tangga dengan Marvin yang dengan saksama mendengarkan Winter berceloteh riang mengenai hewan yang akan ia pelihara nanti ketika sudah besar, sesekali Marvin tertawa melihat bagaimana antuasias nya Winter menginginkan seekor kucing hadir dirumah mereka.
"Ah itu dia. Daddy mu sangat lamban sekali walaupun hanya memakai seragam, Winter."
"Sudah tua. Wajarlah jika begitu, tapi ketika sedang bertugas memang masih gagah"
"Aku belum terlalu tua, Ray. Yasmine lihatlah tunangan mu, mulutnya pedas sekali tetapi saat dihadapkan dengan preman jalanan sudah keringat dingin."Celetuk Marvin dengan pedas setelah mendudukkan tubuh Winter diatas kursi.
Yasmine dan Marvin tertawa sementara Ray mendengus sebal.
Ray adalah tunangan Yasmine, dan Yasmine adalah sepupu Marvin.
Ray sendiri adalah rekan kerja satu tim dalam kepolisian, berpangkat sama dengan Marvin; kapten.
"Hari ini Winter ikut dengan aunty, okay? Kita akan bermain dengan teman-teman yang lain selama daddy mu bekerja."Ujar Yasmine pada Winter yang sedang asyik memakan biskuitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!