Marvin mendapatkan waktu cuti satu pekan, hal ini ia gunakan sebaik mungkin untuk bermain bersama putri kesayangannya Winter.
Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi, Marvin sudah bangun dari tidurnya. Sebenarnya, jika berbicara kenyataan, Marvin tidak pernah nyenyak dalam tidur setelah kepergian Yunjin.
Jika ia sangat lelah, ia mengandalkan obat tidur agar bisa lelap. Tetapi mengakibatkan dirinya kesulitan untuk bangun pagi, dan maka dari itu, ia memutuskan untuk tidak meminum obat tidur.
Membuatkan pancake dengan madu sebagai topingnya dan segelas susu vanilla tanpa gula telah siap untuk Winter. Sementara ia sendiri hanya memakan roti selai coklat dan segelas kopi hitam tanpa gula.
Marvin payah dalam memasak, ia merutuki dirinya sendiri karena hanya bisa membuat pancake untuk Winter sarapan. Tidak masalah jika untuk sarapannya, Marvin tidak perlu repot-repot membuat sarapan untuk dirinya sendiri.
Yang terpenting adalah untuk Winter dan perut mungilnya.
Keringat membasahi tubuhnya yang telanjang dada, sekarang ia sedang membersihkan seluruh rumah. Rasanya sangat melelahkan bahkan badannya sakit karena mengerjakannya seorang diri, tetapi ia tetap tidak mau untuk memiliki asisten rumah tangga.
Setelah selesai, Marvin memutuskan untuk istirahat sejenak di sofa sembari memejamkan kedua matanya.
Namun belum lima menit ia beristirahat, sosok bertubuh mungil naik ke pangkuannya dan memeluk tubuhnya yang masih berkeringat.
"Good morning, daddy!"Sapa Winter dengan sangat riang, membuat Marvin membuka kedua matanya dan mendapatkan sosok putrinya kini tengah tersenyum manis kearahnya.
"Ah, good morning, sweetheart!"
"Hey, daddy sedang berkeringat. Duduklah dengan benar disini"Marvin menepuk sebelahnya yang kosong pada Winter yang semakin merangsek masuk kedalam dadanya yang bidang.
Bocah kesayangannya itu, memeluknya dengan erat.
"No! Winter ingin seperti ini saja. Daddy sangat nyaman"Jawab sang musim dingin, dan itu membuat Marvin terhibur dibuatnya.
Winternya ini, sangat manja. Maka tidak heran jika Marvin selalu merindukan sosok figurnya yang kecil dan menggemaskan saat sedang bertugas.
"Yasmine aunty akan datang. Sudah menyiapkan pakaian yang cantik untuk kita pergi nanti?"Tanya Marvin, kini ia sedang mengelus kepala belakang Winter. Surai coklat sang musim dingin memang turunan dari Marvin yang sama berwarna coklat.
"Yes! Winter akan memakai pakaian princess! Daddy harus jadi prince nya!"Winter menatap Marvin dengan penuh binar, membuat sang lelaki tertawa dan mengangguk yakin.
"Sure, honey. Daddy akan jadi seorang prince untuk menemani princess Winter Kim."Jawab Marvin dengan lembut, hal itu membuat Winter berteriak girang.
Rumah ini sangat hangat dan nyaman jika Winter ada disini. Marvin tidak bisa membayangkan jika ia tidak memiliki Winter, hidupnya pasti akan terasa sangat hampa dan kosong.
Marvin rela melakukan apa saja untuk membuat Winter bahagia, sekalipun harus mengorbankan nyawanya untuk sang putri kesayangan.
Suara bel pintu berbunyi. Sudah dipastikan itu adalah Yasmine dan Ray yang berkunjung kemari, sambil menggendong tubuh mungil Winter, Marvin beranjak untuk membuka pintu.
"SELAMAT PAGI DARI RAY UNCLE YANG TAMPAN--ADUH! Kenapa kau memukul ku, sayang!?"Protes Ray pada Yasmine yang memukul pelan mulutnya.
Yasmine menghela napas, tunangannya ini benar-benar berisik sekali di pagi hari ini.
"Kau sangat berisik, sayang. Biasa saja suaranya"Jawab Yasmine dengan tatapan tajam mata kucingnya pada Ray, setelah itu ia berbalik dan tersenyum manis pada sosok Winter yang memanggilnya.
"Yasmine aunty! Ray uncle!!"
"Ah si cantik nya aunty! Astaga, daddy mu itu sedang berkeringat, sayang! Mengapa kau peluk dia?"Yasmine kini beralih menggendong tubuh Winter sementara Marvin sudah kembali masuk setelah memberikan Winter pada Yasmine.
"Daddy sangat wangi hehe!"
"Lebih wangi uncle"Ray tak mau kalah.
Ah, sudahlah.
---
Arinna bersiap untuk belanja bulanan siang hari ini. Stok makanannya dan juga bahan-bahan makanan sudah mulai habis dan sebentar lagi musim dingin akan tiba, ia harus segera berbelanja.
Cuaca mulai dingin meskipun matahari bersinar, ia memutuskan untuk memakai pakaian hangat.
Ia melapisi dress selutut berwarna abu-abunya dengan long coat berwarna hitam, setelah selesai Arinna langsung meninggalkan apartemen miliknya dan berangkat menuju supermarket menggunakan taksi.
Tidak butuh waktu lama untuk kesana, ia membawa troli dan mulai berjalan-jalan melihat beberapa rak sembari mengingat bahan apa saja yang stoknya sudah menipis dirumah.
Ia tidak bisa menjangkau sebuah bahan masakan yang tempatnya sedikit lebih tinggi, namun dengan mudahnya seseorang mengambilnya dan kemudian memberikannya kepada Arinna.
"Terima kasih atas---"
"Hello, mommy! Dad! Winter kembali bertemu dengan mommy!"
Arinna mendongak, tatapannya terpaku pada Marvin yang juga menatapnya. Lelaki itu menggendong sosok bocah perempuan yang selama ini memanggilnya dengan panggilan mommy.
Dan lebih terkejutnya lagi, Winter adalah anak dari sosok yang sangat ia benci kehadirannya.
"Tidak perlu, aku tidak membutuhkannya."Arinna langsung pergi tanpa membalas sapaan dari Winter.
Bocah kecil itu terkejut dan merasa bersalah karena ia berpikir bahwa sapaannya pada sang mommy terasa berlebihan. Ia mendongak melihat kearah Marvin yang tampak terdiam, Winter menepuk dada bidang sang daddy.
"Kejar mommy, daddy!"
Marvin tersadar, ia kemudian sedikit menunduk untuk melihat Winter. Terkejut karena putrinya tampak bersedih dan berkaca-kaca.
"Sayang? Mengapa menangis!?"
"Kejar mommy, dad! Winter ingin mommy!"Dan menangis lah Winter dengan cukup kencang, membuat Marvin kelabakan dan untung saja Yasmine dan Ray datang menghampiri dengan cepat.
"Ada apa in--"
"Aku titipkan Winter, sebentar"Potong Marvin, kemudian segera berlari secepat mungkin untuk mengejar Arinna yang sepertinya belum jauh dari sini.
Ia harus mengejar Arinna.
TBC?
Nang ning ning nang uy!
Nulis chapter ini bikin deg degan parah karena udah berhasil ketemuin Marvin, Arinna, dan Winter.
Yang komen chapter nya dikit, mungkin kalian bikin sendiri aja ceritanya yang satu chapter nya sampai satu juta words.
Nyari ide gak gampang shay 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!