13 - I Don't Deserve

2.5K 303 12
                                    

Marvin telah sampai di basement rumah sakit, motornya ia simpan ditempat yang gelap agar tidak mudah terdeteksi oleh musuh. Sebelum meninggalkan tempat ini, ia memasang sebuah kamera kecil dibagian badan motornya yang tersambung dengan ponsel miliknya.

Untuk memantau sekitar.

Setelah itu, Marvin mendengar suara deru motor dan juga langkah kaki beberapa orang yang sudah ia ketahui itu adalah Ray dan juga rekannya yang lain. Mereka sudah sampai kemari dan akan melakukan tugas mereka.

"Sejauh ini masih aman, pakailah."Ray yang masih menunggangi motornya melempar sebuah benda kepada Marvin.

Dengan mudah Marvin menangkapnya dan itu adalah rompi anti peluru miliknya yang tertinggal. Ia memakainya dan langsung berjalan memasuki rumah sakit setelah mengucapkan terima kasih kepada Ray.

Ia akan memberitahu petugas medis disini tentang berita kehadiran anggota perusuh yang sudah berada di daerah sini dan mengintruksikan mereka untuk membawa para pasien ke tempat yang jauh lebih aman.

"Kapten, kami sudah menyisir area dengan sembunyi-sembunyi. Tidak ada kecurigaan sama sekali."

Suara muncul pada earphone yang Marvin gunakan. "Periksa orang-orang yang memasuki gedung, kita harus memperketat keamanan."Ujarnya dengan pelan namun tegas.

"Baik, kapten."

Setelah itu, Marvin bergerak menuju lantai dua dimana di tempat itu terdapat ruangan Yasmine dan Arinna. Ia bisa mendengar gelak tawa Winter putrinya saat ia hendak mengetuk pintu ruangan Yasmine.

Ia mengetuk pintu dan Yasmine membukanya.

"Marvin?"

"Izinkan aku masuk terlebih dahulu, ada yang ingin aku bicarakan padamu."Bisik Marvin, dan Yasmine pun mempersilahkan Marvin masuk kedalam.

"Daddy!?"

"Sayangnya daddy! Kemarilah!"Winter yang sedang asyik bermain dengan bonekanya pun langsung berlari kearah Marvin dan tubuh mungilnya pun kini sudah berada didalam pelukan Marvin.

Hal yang paling Winter sukai adalah pelukan Marvin yang hangat dan ia menyukai lengan sang daddy yang sangat nyaman untuk dijadikan bantalan tidur.

"Sudah makan malam?"Tanya Marvin dengan lembut kepada Winter.

Bocah perempuan itu mengangguk senang merespon pertanyaan Marvin. "Winter makan bersama mommy dan juga aunty Yasmine! Daddy sudah makan?"

Marvin hanya meresponnya dengan senyum tipis. Ia tidak bisa makan dengan baik setelah kabar yang mempertaruhkan keselamatan orang-orang yang ia sayangi.

"Sudah. Kalau begitu Winter main dulu sebentar dengan bonekanya, ya? Daddy ingin bicara dulu dengan aunty Yasmine"

"Baik, daddy!"

Marvin tersenyum hangat pada Winter yang kini kembali bermain bersama mainannya yang banyak, ia sangat bersyukur putrinya itu sangat penurut dan tidak mudah merasa bosan.

"Ada apa?"Yasmine bertanya dibalik tubuh Marvin, lelaki itu berbalik dan bisa melihat wajah sang sepupu dengan jelas.

Marvin berjalan sedikit menjauh dari Winter, ia memilih untuk berdiri menghadap pintu kaca yang menampilkan pemandangan langit malam kemudian ia bisa merasakan kehadiran Yasmine disampingnya.

"Para kelompok pemberontak yang sempat buron beberapa tahun yang lalu muncul lagi ke permukaan. Sekarang mereka berada di daerah ini, menjadikan bank nasional sebagai target dan bisa saja rumah sakit ini menjadi target selanjutnya."

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang