7 - Bad Daddy

2.7K 309 20
                                    

Berlari sejauh mungkin untuk meninggalkan sosok Marvin yang tidak mau ia lihat lagi merupakan pilihan Arinna. Secepat mungkin ia membawa langkah kakinya dan berkali-kali ia nyaris terjatuh atau menabrak orang-orang yang ada di depannya.

Kedua matanya tampak kosong dan berkaca-kaca. Napasnya terasa sesak menahan Isak dan juga kecewa setelah mengetahui kebenaran yang ia lihat secara langsung.

Tidak, tidak perlu kata-kata untuk menjelaskan kebenaran yang terjadi. Ia sudah melihatnya dengan jelas.

Winter Kim adalah anak dari Marvin Kim. Dan mengejutkannya lagi, Yasmine memiliki hubungan darah dengan keduanya membuat Arinna benar-benar terkejut.

Selama ini ia masih terhubung dengan keluarga itu. Keluarga yang selalu ia ingin hindari dan tidak ingin terhubung ke dalamnya. Arinna harus mengulang lagi segala sesuatu yang pernah ia lakukan di masa lalu saat Marvin berhasil membuatnya hancur dan patah.

Pergi.

Berlari pergi dan tak kembali muncul dihadapan lelaki itu.

Namun sepertinya tiada berhasil. Sosok kecil Winter membayangi, gadis kecil itu dengan tulus dan lugunya mencintai eksistensi Arinna sebagai seorang mommy yang bocah itu rindukan kehadirannya.

Ia tidak ingin mengetahui mengapa Winter begitu menginginkannya.

Ia tidak ingin mengetahui dimana mommy asli dari sosok Winter Kim.

Yang jelas, mulai hari ini ia harus menghindar dan berhati-hati berada di hadapan mereka semua termasuk Yasmine sendiri.

Namun ia merasa kedua kakinya lemas, tak sanggup untuk berlari menyelami lautan manusia yang hilir mudik berjalan.

"Arinna!"



Ckiiitt!




Marvin terengah-engah napasnya dan merasa sangat lega saat berhasil menangkap tubuh Arinna yang nyaris terjatuh dan nyaris tertabrak sebuah taksi.

Untung saja taksi itu mengerem di waktu yang pas. Arinna dan Marvin jadi pusat perhatian para pejalan kaki dan pengendara kendaraan yang melintas.

"Lepas"Geram Arinna, ia merasa tidak ingin tangan Marvin menyentuhnya.

Tapi lelaki itu mengabaikannya, Marvin dengan ringannya membawa Arinna kedalam gendongan ala bridal style dan berjalan untuk masuk kembali ke rumah sakit.

Tentu Arinna terkejut bukan main, ia dengan sekuat tenaga memberontak. Bahkan tak tanggung-tanggung untuk memukul dada lelaki Kim itu keras. Namun Marvin sama sekali tidak berkutik.

"Lepaskan aku, Marvin!"

"Lebih baik kau pukul saja aku ketimbang harus melepaskan dirimu, Arinna. Kita harus benar-benar bicara"

"Tidak ada yang perlu dibicarakan!"

Marvin menurunkan Arinna di tempat parkir yang sepi dan kosong. Ia memiliki alasan sendiri untuk menahan Arinna agar tidak pergi, dan alasannya itu adalah Winter.

Ia harus kembali membawa Arinna untuk Winter.

"Aku benar-benar ingin meminta maaf dan menjelaskan semuanya padamu, Arinna. Tentang Winter, tentang aku dan Yunjin. Tentang hubungan kita--"

Arinna mengusap wajahnya kasar. Wajahnya yang semula keras penuh rasa benci menatap Marvin, kini menatap sendu sang lelaki, tatapan penuh rasa sakit dan lelah bercampur menjadi satu. Membuat Marvin terdiam dan menanggalkan kalimatnya yang belum selesai terucap.

"Kita sudah selesai, Marvin."Lirih Arinna, bulir-bulir air mata kini membasahi pipinya dengan deras. Masih menatap sang lelaki bermarga Kim di depannya yang kini nampak terdiam.

Marvin menunduk, menghembuskan napasnya pelan kemudian kembali menatap Arinna. Ia menjatuhkan tubuhnya dan berlutut dihadapan sang gadis, membuat Arinna memundurkan langkahnya dan menatap figur Marvin dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.

"Aku tidak masalah jika kau membenciku, Arinna. Tapi tolong jangan jauhi Winter. Ia sudah benar-benar bergantung padamu, aku tidak mau senyumannya hilang. Kau adalah kebahagiaannya, Arinna."Pinta Marvin dengan nada sedikit putus asa dan penuh harap.

Winter sangat bahagia saat menceritakan bahwa dirinya menemukan sosok figur seorang mommy di kehidupannya kepada Marvin. Bisa Marvin lihat juga sorot kebahagiaan Winter saat menceritakan Arinna padanya.

Winter memang membutuhkan figur seorang ibu. Dan disaat ia menemukannya, Marvin menghancurkannya.

Marvin sangat merasa berdosa.

Namun seketika lelaki Kim itu tersadar saat tidak ada respon dari Arinna. Ia merasa bersalah karena telah memaksa Arinna untuk tidak menjauh dari Winter.

Marvin akan sebisa mungkin mencari cara agar Winter tidak bersedih.

"Ah, maaf. Maaf aku memaksamu. Tidak apa-apa jika kau ingin menghindari kami, aku mengerti dan akan memberikan pengertian kepada Winter. Sekali lagi maafkan aku"Ujar Marvin, dan ia melihat Arinna langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.

Baik.

Ini memang balasan Tuhan padanya setelah membuat Arinna kecewa dan sedih.

"Maafkan daddy, Winter. Daddy memang orang tua yang buruk."Lirih Marvin, ia mengusap wajahnya kasar dan memutuskan untuk kembali masuk kedalam rumah sakit.















---















Arinna memutuskan untuk membeli sebuah kopi dingin untuk menenangkan dirinya yang masih terguncang dengan semua ini.

Winter, Marvin, dan Yunjin.

Kepalanya rasanya mau pecah jika kembali dihadapkan dengan ketiga nama itu. Arinna benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi setelah Marvin mengatakan bahwa Winter sudah bergantung padanya.

Winter, gadis kecil itu.

Benar-benar sangat menyayangi Arinna. Bahkan gadis kecil Kim itu sangat cemburu bila ia berinteraksi dengan anak-anak yang lain. Winter yang selalu mengatakan "aku mencintaimu" setiap kali mereka sedang berdua, Winter yang selalu memamerkan pada teman-temannya bahwa ia memiliki Arinna.

Sekarang, apa yang harus Arinna lakukan?

Gadis itu adalah anak dari seorang lelaki yang Arinna benci. Arinna benar-benar tidak bisa.

"Oh Tuhan, ini benar-benar gila!"Gumam Arinna, ia benar-benar tidak menyukai situasi ini.










TBC?

Hellllooooooowwww, kangen gak hehe

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang