Halo! Double up untuk kalian hehe!
Yuk ramaikan kolom komentar buat chapter ini hehe. Dan untuk silent reader, yuk muncul yuk hehe.
Ah? Setiap chapter yang aku buat pendek? Masih mending aku update chapter sih daripada digantung 👀
Maaf ya kalau pendek, gak semudah itu nyari ide. Kadang aku suka stuck dan update seadanya.
Kadang aku suka sedih kalau lihat komentar chapter yang aku tulis isinya komen "pendek amat" aku padahal udah update, tapi apa bisa hargai dikit usahaku hehe😅 maaf kalau aku bilang kayak begini.
I'm human too, and I have right to speak what I want.
Makasih yang udah ngertiin aku, makasih udah baca cerita aku, dan makasih udah nungguin, maaf aku update lama🙏
Yuk saling menghargai, hehe! ^^
Happy reading!
---
Marvin Kim
Online| Rina?
| Apakah siang nanti ada waktu?
| Ayo kita makan siang bersama
| Di kantin rumah sakit pun tidak apa-apa
| Atau ingin aku belikan sesuatu?Aku sibuk |
Makanlah dengan rekan kerjamu|Arinna langsung menyimpan kembali ponselnya kemudian fokus pada beberapa data pasiennya, ia menghela napasnya.
Marvin semakin terang-terangan dengan perasaannya pada Arinna saat ia memutuskan untuk memberikan kesempatan kedua pada lelaki itu. Bahkan lelaki bermarga Kim itu setiap hari selalu mengirimkan pesan dan bahkan memberikan banyak perhatian padanya, tidak pernah absen.
Marvin kini terlihat protektif dengan kondisi kesehatan Arinna dan memperhatikan pola makannya, bahkan lelaki itu sampai mengirimkan makanan hanya untuk Arinna.
Arinna sensitif pada beberapa bahan makanan, dan Marvin hafal betul tentang hal itu. Sedangkan respon Arinna biasa saja, ia tentu menerima pemberian Marvin dan bahkan berterimakasih.
Namun ia tidak ada waktu untuk membalas perhatian Marvin. Ia rasa, tidak ada yang harus ia perhatikan pada Marvin. Lelaki itu bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik.
Dan Arinna pun sebenarnya sudah mengatakan pada Marvin bahwa ia bisa memperhatikan dirinya sendiri dan tak perlu repot memberikan perhatian pada dirinya.
Tapi Marvin tetap kukuh pada pendiriannya, dan Arinna tidak bisa mencegahnya.
Tak selang berapa lama, ponselnya berdering. Arinna meraih ponselnya dan terlihat Marvin menelepon dirinya, membuat Arinna menghela kemudian mengangkat telepon dari Marvin.
"Ada apa?"
"Kalau kita tidak bisa makan siang bersama siang ini, ayo kita pulang bersama! Aku akan menjemputmu nanti malam. Kau hubungi saja aku jika sudah selesai"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!