14 - I Wanna Make You Safe

2.5K 295 16
                                    

Hujan turun cukup deras, tetapi para aparat keamanan sedang berada diluar berjaga-jaga dengan rentang jarak yang renggang tetapi cukup ketat didalam. Bahkan beberapa diantara mereka sedang menyamar dan berjaga secara sembunyi-sembunyi dibeberapa titik yang terbilang rentan.

"Lapor, kapten. Kami telah menangkap dua orang yang mencurigakan. Diduga mereka merupakan bagian dari pemberontak."

Sial. Sekarang keadaan harus semakin diperketat, beberapa mungkin lengah karena penyamaran para pemberontak itu sedikit tidak ternotis.

"Langsung arahkan menuju markas. Keamanan disekitar belakang gedung harus ditambah personil, kita nyaris kecolongan." Suara Ray terdengar oleh Marvin lewat earphone wireless yang ia gunakan untuk berkomunikasi.

Dalam hati Marvin, ia sangat mengkhawatirkan Winter, Yasmine, Karina, dan juga para penghuni rumah sakit. Semoga mereka selalu terjaga dan aman, juga tidak panik saat mendengar bahwa keadaan mereka sekarang sedikit kurang aman.

"Noah, pastikan jalur menuju markas aman. Hindari kecurigaan agar mereka tidak mencoba melakukan penyerangan karena terancam."Marvin berujar, tatapan matanya cenderung tajam dan fokus menyapu keadaan.

Ia sangat awas dan sensitif terhadap pergerakan kecil, Marvin melihat Ray yang berada tidak jauh darinya sedang memakai teropong jarak jauh untuk memantau keadaan.

"Baik, kapten. Sekarang tahanan sudah kami amankan dan sedang menuju markas untuk dimintai keterangan dan juga sanksi."

"Baik. Tetaplah awas."

Namun setelah berkata demikian, ia bisa mendengar suara jeritan panik dan juga keributan didalam. Tentu Marvin langsung berlari ke dalam dengan tangan yang bersiap-siap untuk mengambil senjata.











---











"Aakhh!"

"Jangan berisik atau aku tembak kepala perempuan ini!"

"Jangan sakiti kakak ku!"

Marvin melihat dengan jelas dari belakang. Sosok lelaki dengan kepala masker dan topi serba hitam sedang menyandera seorang remaja dengan sebuah pistol di tangan kanannya mengarah kearah kepala remaja malang itu.

Marvin tersenyum miring, ia tahu betul jika itu adalah senjata palsu. Namun gejolak amarahnya sedikit terpacu karena keributan telah terjadi disini, tentu saja akan membuat orang-orang panik dan merasa tidak aman.

Dengan sembunyi-sembunyi dan cepat, ia berhasil menjerat leher lelaki itu dan mendorong remaja sanderaan nya ke depan. Aksi itu sangat cepat hingga kini Marvin membuat lelaki yang berbuat keributan itu tidak bisa berkutik.

Tentu aksi itu langsung dilihat oleh Yasmine yang sedang menggendong Winter dan Arinna menghampiri keributan yang mereka dengar karena lokasinya berdekatan.

"Argh! Apa apaan kau!? Polisi sepertimu mudah untuk dibunuh!"Ujar lelaki itu kepada Marvin, tubuhnya memberontak tapi Marvin bisa menahannya dengan tenang.

"MARVIN AWAS!"

"DADDY!"

Dengan cepat Marvin membalikkan posisi tubuhnya, hingga seseorang yang hendak menyerangnya menjadi menyerang lelaki yang sedang ia tahan.

"Pergilah ke tempat aman! Cepat!"Teriak Marvin kepada orang-orang disekitarnya. Mereka pun langsung berlarian menuju tempat aman.

Sial. Sekarang keadaannya menjadi tidak kondusif, pasti mereka semua merasa panik dan pasti akan gaduh jika tidak ditangani dengan cepat.

Marvin langsung melayangkan pukulan pada bagian leher si lelaki bertopi dan kacamata serba hitam itu hingga tidak sadarkan diri, kemudian terlibat pertarungan sengit dengan seorang lelaki yang mengunakan helm full face.

"Lawan aku, polisi bodoh!"Tantangnya, sontak saja Marvin langsung terpancing dan melakukan serangan.













---













"Oh astaga, benar-benar sekarang tidak bisa dikatakan aman. Kita perlu membawa semua orang ke lantai empat!"

Ray langsung berlari setelah para pemberontak itu pada akhirnya melakukan penyerangan secara terang-terangan. Ia nyaris terkena tembakan dibagian perut, tetapi rompi anti peluru yang dipakainya ini sangat membantu.

Baku tembak dan juga pertarungan diantara mereka pecah. Dan sekarang Ray sedang beradu tembak dengan seseorang.

"Marvin! Pintu utara gedung berhasil dirobohkan oleh para pemberontak sialan itu!"Ujar Ray kepada Marvin lewat earphone wireless nya.

"Mereka bersembunyi! Aku sedang mengevakuasi orang-orang!"

Marvin langsung membawa yang lain ke tempat yang masih aman. Ia bisa melihat Yasmine dan Arinna turut memberitahu yang lain untuk berpindah ke tempat yang lebih aman karena disini tidak aman.

"Untuk sementara, kalian naik ke lantai empat. Disana terdapat aula, kalian semua berkumpul selagi kami mengamankan kondisi sekitar. Pasien yang membutuhkan perawatan intensif telah kami pindahkan ke lantai lima. Tolong kerjasama nya, Yasmine."Ujar Marvin kepada Yasmine yang langsung mengangguk patuh.

Kemudian Marvin menoleh kearah Winter yang sedang Arinna gendong. Ia mengusap kepala putri kesayangannya itu dengan penuh kasih sayang, kedua mata bening milik Winter tampak berkaca-kaca.

"Daddy, takut. Daddy terluka?"Winter melihat lebam dibagian pipi kiri Marvin, namun lelaki itu tersenyum tipis dan menggeleng.

"Ini bukan luka, tadi terkena debu. Daddy tidak apa-apa, okay? Winter sekarang bersama aunty Yasmine dan.. mommy. Daddy yakin Winter baik-baik saja, diluar hanya ada orang jahil dan Daddy harus memarahinya"Jelas Marvin, menenangkan Winter.

Kemudian kedua netra Marvin bertemu dengan netra biru milik Arinna, tanpa sengaja. Ia bisa melihat tatapan kebencian dan kekecewaan masih tertanam disana, Marvin mengerti.

"Terima kasih telah membuat Winter merasa aman. Maaf jika putriku selalu membuatmu repot, terima kasih telah melindungi Winter dengan baik."

"Arinna, mungkin ini terdengar tidak pantas. Tapi semampuku kau akan ku lindungi, karena Winter begitu menyayangimu."

"Aku percaya kau bisa menjaga Winter jika sesuatu terjadi padaku. Aku akan membuatmu merasa aman."

"Demi Winter.."














TBC?

Chapter selanjutnya bakalan seru banget sih wkwk, ada yang penasaran?

Hehehe.

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang