Waktu masih terbilang sangat pagi dan juga sangat dingin, musim dingin di Korea ternyata lebih dingin bagi Ray yang terbangun.
Menyeduh kopi adalah pilihan bagus, semoga saja Marvin memiliki stok kopi di dapur. Namun, saat ia sudah selesai menuruni anak tangga, sedikit terkejut dirinya saat melihat figur Marvin berdiri menjulang dan terlihat sibuk di dapur.
"Aku pikir siapa, kau begitu menakutkan ketika dilihat dari jauh."
Marvin menoleh, ia mengangkat cangkir kopinya dan berbalik untuk melihat sosok Ray yang sekarang sedang dibelakangnya. Senyuman tipis terangkat di bibirnya yang tipis, lelaki bermarga Kim itu menyesap sedikit kopi hitam buatannya.
"Tapi Winter berkata, bahwa aku sangat tampan dan gagah ketika dilihat dari jauh. Anak kecil tidak bisa berbohong, kau hanya iri saja padaku."Canda Marvin, ia kemudian berjalan menuju kursi meja makan dan duduk disana sembari memperhatikan Ray yang kini sedang membuat kopi.
Ray berdecak, ia tidak bisa menjawab Marvin karena malas. Kedua tangannya sibuk meracik kopi dikala dirinya masih sedikit mengantuk.
Sementara Marvin kini terdiam, kedua netranya kini melihat jam dinding yang masih menunjukkan waktu pukul lima dini hari. Ia sudah terbiasa beraktivitas di waktu seperti ini, semalaman ini ia tertidur sebentar setelah mengonsumsi obat tidur.
Sekarang ia sedikit pusing dan memutuskan untuk membuat kopi untuk menghilangkan sedikit pusing di kepalanya.
"Lukamu sudah sembuh?"
Marvin melempar tatapan tanya saat mendengar pertanyaan dari Ray, bahkan kini tatapannya mengikuti arah sang sahabat yang sekarang sudah duduk didepannya.
"Apanya?"Marvin balik bertanya, Ray menghela napas pendek kemudian menyesap kopinya sedikit dan setelah itu meletakkannya dekat dengan cangkir kopi milik Marvin.
"Luka yang ada di tubuhmu, bodoh. Sudah sembuh atau masih sakit?"Jawab Ray dengan sedikit meninggikan suaranya kesal, sementara Marvin meresponnya dengan suara tawa.
Sahabatnya ini mudah sekali tersulut emosi dan terkesan tidak sabaran saat menghadapi Marvin yang terkadang butuh proses sedikit lama untuk merespon ucapan Ray.
Tapi itu bukan masalah besar, emosi sahabatnya itu hanyalah candaan semata.
"Lumayan."Singkat jawaban Marvin, tapi Ray tidak protes dan kembali menyesap kopinya.
Keduanya tampak terdiam dengan pikirannya masing-masing. Hingga ponsel Marvin dan Ray sama-sama berbunyi, hal itu membuat keduanya saling menatap satu sama lain.
Marvin membuka ponselnya, ternyata pesan itu berasal dari Jendral Choi.
General Choi
|Selamat malam, selamat pagi, selamat siang, selamat sore.|Untuk para petugas kepolisian yang berada didalam maupun luar negeri.
|Sekarang sudah memasuki bulan Desember. Tentu saja keadaan akan jauh lebih ramai dari bulan-bulan sebelumnya.
|Memasuki bulan natal, kita semua akan melakukan operasi penjagaan ketat di setiap titik ramai dan rawan dan juga patroli di seluruh kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!