Setelah mendapatkan persetujuan rumah sakit untuk pulang, Marvin langsung bersiap untuk pergi menuju Korea Selatan. Ia tidak begitu membawa banyak barang, karena saat berangkat dari sana pun ia hanya membawa diri dan uang.
Arinna pun telah bersiap, ia hanya membawa beberapa keperluan penting untuk dibawa kesana. Mengingat ia tidak akan lama di Korea, hanya untuk menemui Winter dan Yasmine kemudian pulang kembali ke Manhattan.
Lusa Arinna harus masuk kerja kembali bersama dengan Yasmine.
Kini mereka berdua telah berada didalam mobil Marvin. Tidak ada percakapan diantara keduanya, hanya radio mobil yang menemani keheningan mereka berdua.
"Bisakah kita ke toko baju sebentar?"Permintaan Arinna membuat Marvin menoleh pada sang gadis, tentu ia menurut.
"Ada sesuatu yang ingin kau beli?"Marvin menjawabnya dengan pertanyaan, dan hanya dibalas anggukan singkat oleh Arinna.
Tanpa bicara kembali, Marvin langsung menjalankan mobilnya menuju sebuah toko baju yang jaraknya lumayan dekat di kota ini.
"Sebentar"Ujar Marvin kepada Arinna setelah mereka sampai di sebuah toko baju yang lumayan ramai pengunjung.
Arinna menaikkan sebelah alisnya, namun ia tetap menurut dan matanya mengikuti setiap pergerakan Marvin yang ternyata tertuju pada pintu disampingnya.
Marvin membukakan pintu untuk Arinna, tangan kanan lelaki itu diletakkan diatas atap mobil yang bertujuan agar kepala Arinna tidak terbentur.
Namun mereka terjebak diantara tatap mata yang tak berkata. Arinna mendongak pada Marvin yang menutupi sinar matahari agar tidak tersorot langsung pada Arinna dengan tubuhnya, lelaki itu tampak teduh tatapannya.
Tidak pernah berubah.
Tersadar karena tatapan ini terlalu lama, Arinna bergerak. Membuat Marvin sedikit tersentak dan memberi ruang agar Arinna bisa keluar.
"Terima kasih."Singkat Arinna berucap, kemudian ia berjalan memasuki toko baju tersebut. Namun saat sedikit lagi langkahnya masuk kedalam, gadis itu menoleh pada Marvin yang kini hendak mengikutinya.
Marvin begitu mencolok dengan pakaiannya yang serba hitam, dan juga pakaian itu belum diganti dengan yang baru. Sebenarnya tujuan Arinna ini adalah untuk membelikan Marvin pakaian ganti, karena tidak mungkin ia menyuruh lelaki itu untuk pulang.
Akan memakan waktu, apalagi waktu penerbangan menuju Korea tersisa dua jam lagi.
"Jangan ikut masuk kedalam. Aku tidak peduli kau harus menunggu dimana, asal kau tidak mengikuti ku."Arinna tetap dengan nadanya yang dingin, namun hal itu tidak membuat Marvin merasa sakit hati.
Lelaki itu mengangguk dan mengulum senyum. "Nikmati waktumu disana, Rina. Aku akan menunggumu disini"Jawabnya dengan lembut dan tenang.
Arinna terdiam. Selalu saja ucapannya yang bernada dingin dan terkesan kasar ini selalu Marvin jawab dengan nada lembut dan tenang. Apakah lelaki itu tidak merasa sakit hati dengan apa yang Arinna lakukan padanya?
Tanpa berkata kembali, Arinna masuk. Meninggalkan Marvin yang kini berdiri seraya bersidekap melihat lihat kearah manusia yang berlalu lalang.
Udara pagi ini begitu dingin. Sebuah hal yang wajar karena sebentar lagi memasuki musim dingin, orang-orang disini pun memakai pakaian tebal agar tetap hangat.
Tapi meskipun sudah berpakaian hangat, Marvin merasa sedikit dingin. Tetapi ia tidak bisa meninggalkan tempat ini karena ia tidak mau Arinna repot-repot mencarinya.
Tubuhnya yang menjulang terkadang menjadi perhatian orang yang lewat. Atau bahkan mereka menawarkan Marvin untuk berpindah tempat ke tempat yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!