11 - Is Not Your Fault, Don't Say Sorry

2.4K 281 7
                                    

Mencari keberadaan Winter bukanlah suatu hal yang mudah. Bocah perempuan itu sangat cepat dan juga tubuhnya yang mungil bisa saja bersembunyi ditempat yang tidak bisa Arinna jangkau.

Namun ia mendengar sayup-sayup suara tangis disekitar gudang. Dengan segera Arinna berjalan mendekat, dan benar saja sosok yang ia cari ada disini.

Winter menangis tersedu-sedu seraya memeluk lututnya. Pemandangan itu tentu saja membuat hati Arinna sakit, ia langsung memeluk tubuh mungil Winter saat telah berada dekat dengan sang bocah.

Tentu Winter terkejut disela tangisnya. Ia mengetahui dengan betul pemilik aroma yang sedang membawanya kedalam peluk.

"M--mommy?"

Arinna tidak bisa untuk tidak mengeluarkan air matanya saat tatapan polos bercampur penuh rasa sakit itu menatapnya. Ia tidak membalas ucapan Winter, ia membawa sang bocah kedalam pelukannya dan mengecup puncak kepala Winter penuh rasa sayang.

"Maafkan mommy yang tidak bisa melindungi mu dari anak-anak yang menyakiti hatimu."Lirih Arinna, ia menyesali dirinya yang malah terdiam saat Winter diserang oleh kekerasan verbal dari anak-anak yang tidak ia kenali.

Winter memasang wajah sedihnya, kedua tangannya yang mungil terangkat dan mengusap lembut pipi basah Arinna.

"Mommy tidak bersalah, jadi tidak usah minta maaf."Jawab Winter, nadanya terdengar untuk menenangkan Arinna.

Arinna menggeleng, ia pun turut mengusap bekas air mata di pipi Winter. "Mommy memang salah. Jangan berkata seolah mommy tidak bersalah."

"Maafkan Winter yang membuat mommy tidak ingin menemui Winter kemarin. Winter anak yang nakal, bukan?"

Arinna menatap tajam Winter saat bocah perempuan itu berkata. Ia tidak terima saat mendengar ucapan penuh penyalahan dari mulut seorang Winter Kim.

"Ini bukan salahmu, jadi jangan meminta maaf pada hal yang sebenarnya bukan salahmu, Winter."

"Karena yang salah itu adalah daddy mu sendiri. Dan aku sangat membencinya, Winter."

"Jadi jangan seperti itu lagi, okay? Mulai saat ini mommy akan selalu menemani Winter"Ujar Arinna seraya menenangkan Winter dari kesedihannya.

Tentu saja ucapan itu membuat Winter sangat bahagia. "BENARKAH!?"

Arinna terkekeh kemudian mengangguk. "Mommy berjanji, untuk Winter."Jawabnya, dan ia bisa mendengarkan pekikan senang Winter.














---














"Maafkan aku."

"Ini bukan salahmu. Kau sama tidak tahunya denganku, Yasmine. Hanya saja, aku masih tidak bisa menerima kehadiran Marvin. Semuanya terasa sangat sakit jika diingat."

Keduanya terdiam. Keduanya melihat kearah Winter yang sedang terlelap tidur di sofa dengan jas milik Arinna sebagai selimut gadis mungil itu.

Yasmine menghela napas dan mengangguk setelahnya. "Aku juga tidak mau membela Marvin. Biar dia saja yang menyelesaikan dan menceritakan semuanya padamu, ini masalah kalian."Ujarnya.

"Dan ada sebuah fakta yang mungkin akan mengejutkan dirimu."

"Apa itu?"

"Winter Kim bukanlah anak kandung Marvin."















---













Marvin dan rekannya yang lain tampak sedang berkumpul di markas. Mereka sedang serius memperhatikan layar besar yang menampilkan beberapa kasus yang sedang ramai dan juga menganggu keamanan masyarakat.

Hingga sebuah radar merah bertanda bahaya terlihat bergerak, dan berdiam disekitar daerah yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Arinna dan Yasmine bekerja.

Tentu saja hal itu membuat Marvin dan Ray melihat satu sama lain dengan tatapan penuh rasa khawatir dan gelisah.

"Aku memanggil kalian yang sedang dalam cuti kemari adalah untuk memberitahukan tentang hal ini. Apakah kalian ingat kasus pemberontak yang sudah menjadi buron selama tiga tahun ini?"

"Mereka kembali, dengan jumlah yang semakin banyak dan kuat. Dan target mereka adalah bank nasional dekat rumah sakit, dan juga rumah sakit. Kini mereka sedang bersembunyi disekitar daerah sana. Kita tidak bisa memprediksi kapan mereka akan melakukan aksi mereka, tetapi aku menugaskan kalian untuk mengamankan dan mengevakuasi masyarakat sekitar untuk berpindah ke rumah sakit."

"Kita sudah berkoordinasi pada pihak rumah sakit mengenai hal ini. Kita dan petugas keamanan yang lain malam ini akan melakukan pengamanan disekitar daerah rumah sakit dan juga didalam rumah sakit."

"Kita lakukan ini secara diam-diam, dan mulai meruntuhkan mereka semua satu persatu."

"Aku sudah menghubungi tentara militer untuk bekerja sama. Sekarang kalian bergerak untuk mengamankan semuanya."

"Siap laksanakan!"

"Sial"Desis Marvin dan Ray bersamaan. Mereka berdua langsung paling depan pergi saat perkumpulan dibubarkan.

"Aku bersumpah akan membunuh mereka semua karena telah membuat orang-orang terdekatku terancam."Ujar Ray, ia memakai helm nya dengan marah.

"Untung saja paman dan bibi Hwang sedang berada di Bali. Kau hubungi mereka untuk jangan dulu kembali ke Korea, aku akan langsung ke rumah sakit."Marvin langsung meninggalkan Ray.

Tentu Marvin sangat cemas sekarang. Pada Winter, Yasmine sepupunya, dan Arinna. Ketiganya benar-benar harus ditempatkan ditempat yang aman.

Karena sekarang Marvin sedang bertarung dengan waktu.















TBC?

Double up! Hehehe.

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang