Ternyata hujan masih mengguyur, Arinna tidak bisa pulang karena seluruh akses keluar telah diamankan polisi agar penghuni rumah sakit tidak boleh keluar masuk dengan bebas karena terdapat peringatan siaga satu.
Ini terasa tidak enak sekali, apalagi entah mengapa ia teringat dengan kata-kata dari Marvin sebelum lelaki itu pergi keluar.
"Aku percaya kau bisa menjaga Winter jika sesuatu terjadi padaku. Aku akan membuatmu merasa aman."
"Demi Winter.."
Arinna menggelengkan kepalanya, tidak. Ia tidak boleh seperti ini, ia tidak peduli jika sesuatu terjadi pada Marvin.
Itu bukanlah urusan Arinna.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Satu jam yang lalu Arinna mendengar suara gaduh dari luar dan juga teriakan panik, tentu hal ini membuatnya takut dan juga penasaran. Bersama dengan Yasmine ia berusaha untuk menenangkan Winter yang ikut takut dan bertanya-tanya dengan keadaan sekitar.
Yasmine pun terlihat sangat khawatir dan gusar pada keadaan Ray yang sulit dihubungi, terakhir lelaki itu bisa ia hubungi satu jam yang lalu lewat telepon. Namun ia harus tenang, ia bersama Winter dan tidak ingin membuat kegelisahan.
"Mommy, Winter takut daddy berdarah"Ujar Winter dengan polos, raut wajah gadis kecil itu tampak sangat khawatir dan terlihat ingin menangis.
Yasmine dan Arinna saling menatap satu sama lain, Yasmine sendiri menjadi kepikiran dengan sepupunya itu. Sedangkan Arinna sendiri bingung harus bagaimana menjawab kegelisahan dari Winter.
"Daddy tidak akan berdarah, daddy nya Winter bukankah temannya Superman? Ia pasti kuat dan bisa mengalahkan penjahat dengan baik."Yasmine mencoba menenangkan Winter yang kini sudah berada duduk di pangkuannya kemudian memeluk tubuh mungil gadis kecil Kim itu dengan penuh kasih sayang.
"Iya kan, mommy?"
Arinna sedikit terkejut, ia menoleh pada Yasmine yang kini seperti mengkode dirinya dengan tatapan; kau harus menjawab iya demi menenangkan Winter, Arinna.
"Ah, i-iya. Daddy mu pasti kuat"Jawab Arinna, kemudian menghela napasnya dan menutup sebentar kedua matanya.
Ini sangat gila.
Winter kemudian menoleh pada Arinna yang kini sedang terlihat sedang mengambil sebuah selimut kecil yang selalu ia pakai untuk menutupi pahanya ketika sedang memakai dress dan memakaikannya kepada tubuh Winter.
"Pakailah, cuaca semakin dingin. Nanti Winter akan menggigil"Ujar Arinna, dengan senyuman tipis yang ia berikan pada Winter.
Ia merubah posisinya saat Winter sekarang bergerak kearah Arinna dan memeluk erat tubuhnya, Winter merasa nyaman saat Arinna membalas pelukannya.
"Winter ingin tidur dipeluk mommy"Pinta sang gadis kecil Kim itu dengan nada manja, tentu membuat Arinna gemas dibuatnya.
Yasmine tersenyum, ia mengusap kepala Winter dengan lembut. "Kau sudah dipeluk mommy mu, sayang. Tidurlah sekarang."
"Mommy, cium!"
Astaga anak dari Marvin Kim ini sangat manja sekali, tapi Marvin akan jauh lebih manja ketika bersama orang terdekatnya.
Dan Winter pun pasti akan kalah.
Arinna terkekeh, ia mencium kening Winter. Namun sepertinya bocah kecil ini masih belum puas. "Pipi kanan dan kirinya belum, mommy"
"Baiklah, baiklah."Arinna mengalah, ia mencium pipi kanan dan kiri Winter dan tentu saja membuat bocah itu girang.
Dengan cepat, Winter pun membalas. Ia mencium pipi kanan dan kiri Arinna. Sontak Arinna terkejut dengan serangan tiba-tiba itu, Yasmine yang menjadi penonton hanya bisa terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!