5 - Like a Bomb

3.1K 340 16
                                    

Hujan mengguyur dengan derasnya, Arinna menghela napasnya lega karena hujan belum turun saat ia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Siang ini ia kembali menjalani aktivitasnya sebagai seorang dokter spesialis anak, dan sedang dalam perjalanan menuju ruangannya.

"Halo, selamat pagi dokter Lawson"

"Ah, selamat pagi suster Erica"

Arinna membalas sapaan seorang suster yang menyapanya dengan sopan dan lembut, disertai senyuman manisnya membuat siapa saja turut ikut tersenyum.

Arinna terkenal sebagai sosok yang ramah dan lembut, namun ia juga sosok yang tegas dan juga disiplin. Membuat siapa saja langsung menyukai sosoknya karena sifatnya tersebut, dan juga ia sangat cantik dikalangan para dokter.

Tak heran banyak yang berusaha mendekati, baik lelaki berusia dibawahnya maupun diatasnya. Tetapi Arinna menolak halus semuanya dengan dalih bahwa ia belum ingin memiliki hubungan dengan siapapun.

Padahal, ia cukup trauma untuk menjalani hubungan.

Lukanya masih menganga lebar, hasil perbuatan Marvin di masa lalu. Sangat sulit mengobatinya dan terkadang masih terasa sangat pedih jika diingatkan kembali tentang masa lalu.

Jika Arinna diberi waktu untuk bisa kembali pada masa lalu, ia ingin sekali tidak bertemu dan mengenal sosok Marvin Kim.

Dress selutut berwarna navy yang ia gunakan sedikit terbang bagian bawahnya saat angin bertiup. Jendela rumah sakit sedang berusaha ditutup oleh tiga orang office boy, tersisa beberapa lagi yang belum dan membuat angin masuk kedalam.

Suara tawa anak-anak menyapa indera pendengarannya, ia akan melewati taman bermain dalam ruangan yang cukup luas disediakan khusus disini.

"Itu! Itu mommy nya Winter!"

"Mommyyyy!!"

"Eh?"

Baru saja akan melewati taman bermain tersebut, Arinna merasakan seseorang memeluk kakinya dengan erat secara tiba-tiba. Sosok mungil itu kemudian mendongak dan mengulum senyum sangat manis kepada Arinna hingga membuat gadis itu ikut tersenyum dibalik rasa terkejutnya.

Ini Winter rupanya.

Arinna kemudian berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan Winter, dan dengan gerakan cepat Winter memeluk erat leher Arinna membuat gadis itu tertawa pelan kemudian membalas pelukan keponakan Yasmine itu.

"Wah, jadi mommy nya Winter kami adalah dokter Lawson?"

"Wah! Keren! Kalian sangat mirip dan juga cantik!"

Suara itu, berasal dari teman-teman Winter yang kini mereka semua atensinya tertuju penuh pada Arinna. Arinna merasa canggung dan malu, ia benar-benar tidak menduga kejadian ini akan terjadi.

Ia juga merasa kurang nyaman saat Winter memanggilnya dengan panggilan mommy. Namun Arinna takut membuat gadis kecil itu kecewa jika ia mengatakan yang sejujurnya.

"Aku dokter Lawson. Apakah kalian sudah lama bermain disini?"Jawab Arinna, memilih jawaban yang aman dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Semuanya mengangguk termasuk Winter. Hal itu membuat Arinna gemas sendiri melihatnya.

Mereka semua sangat lucu.

"Apakah Winter kesini sendirian?"

"Tidak, mom. Tadi aku bersama daddy kemari, tapi setelah itu daddy izin pergi ke kamar mandi."Jawab Winter dengan nada cadelnya, pipi gembul bocah mungil itu bergerak lucu membuat Arinna menahan diri agar tidak mencubitnya.

Arinna mengangguk mengerti, ia akan menunggu daddy nya Winter kemari. Ia tidak mungkin meninggalkan bocah perempuan itu seorang diri bersama teman-temannya disini.















---














Marvin mencuci wajahnya agar tetap segar meskipun hari ini terasa begitu melelahkan. Ia harus kembali lagi bekerja malam nanti, dan memutuskan untuk menitipkan Winter disini karena tidak mungkin ia bawa pulang dan meninggalkan putrinya seorang diri.

Kembali ia mengenakan kemejanya setelah ia lepas sebelumnya, kemudian bergerak keluar dari kamar mandi dengan sedikit cepat.

Winter pasti sudah lama menunggu nya.

Marvin sudah berjanji akan mengajak Winter membeli coklat disalah satu minimarket di seberang rumah sakit. Tapi melihat hujan turun dengan derasnya membuat Marvin urung untuk membawa putri kecilnya itu.

Ia akan memberitahu Winter untuk lebih lama bermain sedangkan ia sendiri yang akan pergi.

Winter pasti akan paham dan mengerti.

Namun langkahnya terhenti dengan terpaksa, jauh disana ada sosok Winter bersama dengan seorang gadis. Mereka tampak sangat akrab dengan Winter yang kini terlihat manja dengan sosok tersebut.

Hatinya mencelos.

Winter sangat akrab dengan Arinna.

Jadi, seseorang yang membuat Winter nyaman dan sosok yang dipanggil mommy oleh putrinya itu adalah Arinna?

Astaga, Tuhan.

Dunia terasa sempit dan tidak adil. Marvin merasa ia menjadi manusia paling berdosa saat mengetahui kenyataan ini.

Bagai sebuah bom yang sebentar lagi akan meledak. Marvin tahu betul bahwa suatu saat nanti ia akan berhadapan kembali dengan Arinna, disaat gadis itu masih dengan perasaan bencinya, disaat gadis itu masih dengan ketidak-inginannya untuk menemui Marvin lagi.

Winter membawanya kembali untuk bertemu Arinna disaat keadaan keduanya tidak baik-baik saja.

Ia melangkahkan kakinya dengan mantap, keputusan ini mungkin akan mengecewakan Winter. Tapi, ia tidak mau putrinya itu melihat seberapa benci sosok gadis yang bocah itu panggil dengan panggilan mommy kepadanya.














--














"Arinna?"

Arinna mendongak melihat siapa yang memanggilnya. Sosok Yasmine Hwang kini berada di depannya, gadis itu tersenyum tipis saat Winter menyapanya.

"Daddy mu tiba-tiba saja mendapat panggilan kerja. Jadi sekarang kau bersama aunty saja, okay?"Yasmine menyamakan posisinya berjongkok dihadapan Winter yang kini menampilkan raut kecewanya.

Ah, Winter yang malang.

"Tapi daddy berjanji untuk membelikan ku cokelat"Lirih Winter, kedua manik kelabu bersihnya berkaca-kaca membuat Yasmine dan Arinna tidak tega.

"Marvin sialan!" - Yasmine.

"Aku semakin penasaran siapa daddy dari Winter" -Arinna.

"Biar aunty saja yang belikan, okay? Kau bersama mommy Rina dulu, tunggu sebentar!"

"Yah! Yasmine Hwang!"

Seketika jantung Arinna berdebar hebat tatkala mendengar panggilan Yasmine padanya didepan Winter.

Mommy Rina.

Rasanya, begitu menyenangkan bisa dipanggil seperti itu. Ia merasa hatinya menghangat mendengarnya.

"Mommy Rina?! Winter suka! Winter suka!"Teriak Winter dengan girang, ia pun naik ke pangkuan Arinna dan memeluk dokter anak itu dengan senang.

Winter menemukan mommy nya!

Mommy Rina adalah mommy nya Winter! Klaim bocah itu dalam hati.

"Aku mencintai mommy!"




Cup!
















TBC?

Kasian sama Winter 😩

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang