Halo semua!
Akhirnya Become a Mommy sudah memasuki episode terakhir, waw!
Gak bosen, aku mau bilang terima kasih banyak buat kalian semua yang sudah baca, komen, dan vote Become a Mommy sampai saat ini, kalian luar biasa banget! Tanpa readers, mungkin cerita ini cuman jadi draft gabutan semata yang di update nya kadang cepet kadang lemot (banget)
Mohon maaf kadang aku suka PHP banget soal update cerita ini, karena beneran se susah itu menghadapi writer block yang suka datang tiba-tiba dan juga ada banyak kejadian yang sama sekali enggak bisa diprediksi pribadi.
Sekarang, waktunya buat say good bye to Marvin, Arinna, Winter, Ray, dan Yasmine!
Happy reading!!
---
Bahagia.
Bahagia?
Marvin sebelumnya tidak memiliki pemikiran untuk merasakan kebahagiaan setelah ia menghancurkan hati dan perasaan banyak orang di masa lalu. Ia merasa kecil dan tidak mampu untuk sekadar menulis kalimat itu di buku atau dimana pun.
Ia terjerat dalam rasa bersalah yang teramat, hingga bersumpah dalam diri bahwa ia tidak pantas bahagia selama hidupnya. Hidupnya menjadi tidak berarti dan ia tidak tahu kemana arah tujuan hidupnya saat itu.
Winter adalah sosok yang harus ia perjuangkan kebahagiaannya oleh Marvin. Biar ia tidak bisa mengecap bahagia, sedangkan Winter harus.
Hingga langkah takdir pun membawanya kembali menemui Arinna; sumber kebahagiaan Winter yang sebenarnya.
Dan, oh! Kini anggota keluarga mereka bertambah satu. Sosok kecil yang tumbuh di perut Arinna yang dibesarkan dengan kasih sayang sang mommy dan penjagaan protektif dari Marvin selaku sang daddy kini telah membuahkan hasil.
"Mommy! Mommy!"
Marvin baru saja sampai di rumah setelah bertugas selama tiga hari di kota seberang, dan kini ia telah mencuci tangannya di luar sebelum masuk ke dalam rumah. Meskipun dari luar, ia bisa mendengar suara kecil nan lucu milik anaknya yang sedang memanggil Arinna.
Senyum tergurat di bibir tipis Marvin, ia kini sedang menekan bel rumah dikarenakan pintu rumah dikunci dari dalam.
"Ciapaaaa dicanaaa?"Sosok kecil dari dalam bersuara tepatnya kini ia berada di belakang pintu.
Marvin terkekeh lucu, ia berjongkok seraya mendekat pada pintu. "Daddy's homee!" Jawabnya dengan nada riang.
Rasa lelah yang semula menggerogoti tubuh Marvin, kini rasanya telah menguap entah kemana setelah mendengar suara sang buah hati.
"Siapa, sayang? Daddy?"
Kini Marvin mendengar lagi suara, kali ini suara puan yang amat ia cintai. Ia pun beranjak dan berdiri seiring dibukanya pintu.
"DAADDYYY!!"
"YEAY DADDY PULAANG!"
Marvin tertawa saat dua makhluk kecil yang teramat ia cintai dengan seluruh hidupnya itu menyerang tubuh Marvin dan memeluk pahanya dengan erat.
Arinna bisa melihat pemandangan menghangatkan hati itu. Ia ikut tersenyum bahagia melihat interaksi kedua anaknya dengan Marvin. Apalagi melihat sosok paling kecil diantara mereka tampak tertawa riang saat digendong Marvin.
"Noona juga ingin digendong seperti Marsh, daddy!!"
"Ahahaha, baik lah bayi daddy yang sudah besar, kemari lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Mommy || Winrina (✓)
Fanfiction"Mommy! Mommy!" "Hm?" Arinna Lawson dibuat kebingungan saat seorang bocah perempuan menarik-narik jas yang ia kenakan sembari memanggil dirinya dengan sebutan "Mommy" winrina fanfiction. warn! genben!