37 - Talk

1.8K 260 23
                                    

"Apakah Winter masih merasa pusing, hm? Jika masih, ayo ikut mommy ke rumah sakit."

Winter menggeleng dalam gendongan hangat Arinna. Gadis kecil itu mengeratkan pelukannya pada leher Arinna dan memejamkan kedua matanya. Sedangkan dibelakang mereka, ada Marvin yang melihat.

Lelaki itu masih terbalut pakaian santai meskipun telah mandi. Ia belum segera bersiap karena waktu tugasnya masih sedikit lama, dan tiba-tiba saja Arinna datang kemari dengan wajahnya yang khawatir.

Pada Winter.

"Winter sudah makan dan juga minum obat sebelum kau datang kemari, tapi sepertinya efek obatnya belum bekerja."Ujar Marvin, ia berjalan mendekat dan dengan tiba-tiba saja memeluk Arinna dan Winter secara bersamaan di belakang.

Arinna tentu terkejut, sepasang tangan kekar melingkari tubuhnya dengan hangat. Marvin menarik Arinna sedikit hingga gadis itu kini bersandar di dada Marvin yang bidang.

"Biarkan seperti ini dulu."Bisik Marvin selembut sutra, menyapa indera pendengaran Arinna hingga entah mengapa debaran jantung gadis cantik itu berdebar tak karuan.

Arinna merasa, ia sangat nyaman dan hangat entah mengapa. Sementara entah sejak kapan, Winter telah terlelap tidur dalam pelukan kedua orang tuanya dengan bibir yang tersenyum.

Dan anehnya, Arinna tidak bisa menolak saat tubuhnya dipeluk oleh Marvin.

"Jangan sakit, aku dan Winter akan sangat sedih jika kau sakit. Tapi, jika kau merasa tidak baik-baik saja atau tidak nyaman dengan kondisi tubuhmu, katakan padaku. Aku akan berusaha menyembuhkannya"Bisik Marvin kembali, ia mengulum senyum dan mengecup sekilas bahu Arinna yang terbalut kemeja blouse berwarna biru muda.

Arinna merasa pelukan Marvin terlepas, lelaki itu berjalan untuk mengganti pakaiannya. Arinna memutuskan untuk menidurkan Winter diatas ranjang dengan perlahan.

Tangannya mengecek suhu tubuh putri kecil Kim itu, cukup hangat. Ia akan membawa Winter ke rumah sakit dan melakukan perawatan disana, dengan begitu Arinna bisa memantau Winter selagi bekerja.












---











Marvin telah siap dengan seragamnya, ia memutuskan untuk memakai jaket kulitnya ketimbang mantel. Itu akan menyulitkannya karena ia akan pergi dengan menaiki motor.

"Aku akan membawa Winter ke rumah sakit untuk bisa dirawat disana."Ujar Arinna, ia telah memakai pakaian hangat pada Winter dan tidak lupa memakaikan putrinya itu topi beanie bermotif beruang pada kepala Winter.

"Tidak masalah. Winter memang membutuhkan perawatan, aku akan mengantar kalian berdua dengan mobil"Marvin berujar, sepertinya ia tidak jadi untuk pergi dengan menaiki motor.

Tidak mungkin Marvin mengantar Arinna dan Winter ke rumah sakit dengan motor, apalagi di musim dingin seperti ini.

"Aku sudah memesan taksi, sudah didepan."Arinna mengecek ponselnya kemudian memperlihatkan kepada Marvin, lelaki itu tidak berbuat banyak selain hanya bisa mengangguk.

"Baiklah. Aku akan mengikuti kalian dibelakang dengan motor, sekarang ayo berangkat."Jawab Marvin, ia mengambil tas milik Arinna dan milik Winter sedangkan tangannya yang lain memegang helm.

Arinna telah menggendong Winter yang terlelap, ia berjalan keluar dan sudah ada Marvin di ambang pintu sedang menunggunya. Lelaki itu mempersilahkan Arinna keluar dan kemudian mengunci pintu.

Mereka berdua berjalan beriringan, Marvin tidak merasa kesulitan meskipun membawa banyak barang. Ia pandang Winter kemudian tersenyum tipis.

"Kasian sekali anak daddy sakit. Lekas lah sembuh, nak. Daddy dan mommy sangat sedih Winter sakit."Ujar Marvin, ia mencium kening putrinya berkali-kali.

Become a Mommy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang