AS 07

9.8K 578 6
                                        

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

Ada yang aneh, hampir satu minggu berlangsung sejak kejadian itu. Disekolah Kenan dan Bian sama sekali tidak menganggu Sea, lebih terkesan ke  mereka berdua menjauhi Sea. Itu pandanagan orang orang, Sea sendiri malah bersyukur, setidaknya beberapa hari terakhir ini hidupnya damai. Tidak ada yang berubah dari rutinitasnya memang, tapi dia merasa Kenan dan Bian selalu melirik nya ketika ada kesempatan, sama seperti saat ini.

Kebetulan guru matematika sedang cuti, jadilah mereka hanya ditinggali tugas. Ada yang mengerjakan dibawah, mengerjakan bersama, ada pula yang malah ngrumpi atau main game. Disaat seperti ini biasanya Kenan dan Bian selalu datang ke meja Sea. Menunggu Sea mengerjakan tentu saja, dengan mereka berdua yang fokus pada ponselnya. Setelah Sea selesai, mereka akan menyalin apa yang Sea tulis.

Namun saat ini berbeda, mereka berdua memilih main game dibelakang bersama beberapa teman lelakinya, sementara Sea? dia duduk di kursi dan dikelilingi banyaknya siswa siswi yang ingin mengerjakan tugas bersama. Ya siapa tidak? apapun soalnya jika kita tanya rumusnya pada Sea pasti tau. Itu pikiran temannya.

Tidak akan rugi berteman dengan Sea, tak rugi pula mengerjakan tugas dengan anak itu. Sea sendiri tak masalah dengan banyaknya orang yang mengelilinginya. Ilmu akan lebih bermanfaat jika disebar ke orang lain, itu yang Sea percayai hingga saat ini.

"Lo lagi marahan sama mereka atau gimana sih Se?" tanya Robi setelah mereka menyelesaikan tugas yang diberikan, saat yang pas untuk gibah bukan?

"Marah? siapa?" tanya Sea menyenderkan punggungnya di sandaran kursi sambil meregangkan badannya, cape juga.

"Nah bener, gue juga penasaran. Mau tanya dari kemarin kemarin takut lo ga nyaman" sahut Rini cepat. Sea menghela nafas, Kenan dan Bian kah?

"Bosen kali mereka" jawab Sea terkesan acuh tak acuh membuat merek yang mendengarnya bingung.

"Gue mau denger deh, dulu kalian bertiga satu SMP kan? Di St'JHS? Kenapa sekarang sekolah disini? bukannya gimana ya, tapi dari segi kualitas pendidik dan sarana prasarana sekolah ini jauh dari faslitasnya St'SHS kenapa ga sekolah disana?" tanya Robi mendapat anggukan yang lainnya, ini yang membuat mereka penasaran dari dulu.

Sea menegakkan duduknya, "Ya gimana, dulu gue JHS jalur beasiswa jir, tau sendiri masuk jalur beasiswa di St susahnya gimana" jawab Sea membuat mereka mengangguk, sekolah yang umumnya dimasuki oleh anak yang terlahir kaya, jalur beasiswanya tak bisa didapatkan semudah membuka toples sosis so nice.

"Tapi masa ga bisa sih? disini aja lo dapet rangking pararel. Bayangin aja lo yang paling pinter disini ga bisa dapet beasiswa St gimana yang lainnya coba?" cletuk Riska.

"Ya mana gue tau, orang gue ga coba daftar sana. Langsung daftar sini" batin Sea. "Lagian dari sini juga deket ke tempat kerja gue, ngirit ongkos lah" ucap Sea membuat mereka terkejut.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang