Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Malam ini Sean menginap di rumah Bagas, terpaksa sebenarnya. Ini beneran pemaksaan. Dan benar saja, sampai larut malam dirinya sama sekali tidak bisa menuju alam mimpi, padahal esok hari ia harus datang ke sekolah.
Sudah hampir sebulan lamanya Sean mengetahui semuanya, namun ini masih terlalu tiba tiba menurutnya. Dia ingin menerima semuanya, tetapi di dalam hatinya selalu berusaha menyangkal apa yang tengah dan sudah terjadi.
Apa yang harus ia lakukan sekarang? jujur saja ia mengharapkan kehadiran Zyan sekarang. Karena dia pasti bisa mengobati rasa bingung dan bosan yang Sean alami sekarang. Kenapa Zyan? entahlah biar bagaimanapun selama ia hidup, walau kejadian buruk dia paling lama menghabiskan waktu dengan Zyan.
Tanpa sadar jarak diantara mereka tidak sejauh yang lainnya. Namun sayang seribu sayang, sosok yang ia harapkan tidak berada disini. Zyan kuliah, hal itu yang membuatnya tidak bisa selalu berada di kota ini.
Zyan mengatakan pada akhir pekan dia akan menyempatkan waktu untuk selalu datang kesini, karena Zyan memang baru masuk kuliah minggu ini setelah libur semester. Tetapi sayang, hari ini bukan akhir pekan.
Dia ingin menelfon Edgar atau Bintang, namun dia sadar jika ini sudah malam. Mereka pasti juga tengah beristirahat, Sean tak ingin menganggu mereka.
Padahal baru 2 jam yang lalu Sean sedikit berbincang dengan yang lainnya (-Zyan) dibawah setelah makan malam. Rasa sunyi karena dia tidak bis tertidur membuat perasaannya gelisah.
Dia melirik jam yang sudah menunjukan hampir tengah malam. Ruangan asing yang baru saja ia masuki ini semakin membuatnya tidak karuan. Gelar keluarga yang mereka sandang juga membuat Sean was was.
Jika tau malam ini jadinya sekacau ini, dia akan memaksimalkan usahanya untuk menolak ajakan mereka untuk menginap disini, mengabaikan tangisan Alyka dan tatapan penuh permohonan dari mereka.
"Gue harus apa?" tanta Sean tidak yakin pada dirinya sendiri, dia ingin keluar kebawah untuk mengambil air. Tetapi dia menghentikan langkahnya karena merasa tidak enak berkeliaran di tempat yang bukan kawasannya.
Matanya tak sengaja menatap kearah jendela yang tertutup kaca dan gorden. Kakinya tergerak untuk melangkah kedepan, saat dia menyibak goreden itu, teelihat pemandangan malam yang sebenarnya tidak terlalu indah melalui kaca jendela.
Ia juga menggerakan tangannya untuk membuka jendela demi mendapatkan udara segar. Udara segar tengah malam yang tanpa ia sadari itu bisa meluruhkan imun tubuhnya. Tetapi setidaknya ini lebih baik dripada berdiam diri di kasur tanpa berbuat apa apa.