Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Walaupun Sean tidak banyak bicara, acara perayaan ulang tahun Alyka berjalan dengan lancar. Bahkan terlihat lebih hidup daripada tahun kemarin.
Karena kini baik Bagas, Zyan, maupun Raka lebih banyak berbicara dari sebelumnya. Mereka semua banyak berbicara untuk membuat Sean membalas mereka, namun sayangnya tokoh utama kita kali ini lebih banyak menampilkan senyum tipis daripada membalas mereka dengan ucapan.
Namun bukan berarti Sean tidak membuka mulut untuk membalas ucapan mereka. Yang membuat mereka heran adalah Alyka, kenapa anak kecil itu terus menempeli Sean?
Setau mereka anak kecil akan takut dengan orang yang baru ditemuinya, tetapi kenapa Alyka selalu memberontak dari gendongan Lynda dan berjalan menuju Sean?
Saat ini mereka tengah duduk di karpet bulu di ruang tengah. Sebenernya mereka ingin duduk di taman belakang, namun cuaca tidak mendukung. Kenapa tidak di meja makan? padahal kini mereka berniat memakan kue, itu karena menurut mereka di tempat yang tidak tinggi dapat membiarkan Alyka bergerak bebas.
Mereka duduk dengan Alyka berada di depan Sean, entahlah kenapa anak itu tidak mau menjauh dari Sean. Lynda datang dengan kue di tangannya.
Mata Alyka nampak berbinar melihat kue berwarna biru di depannya, "Antik" ucap Alyka penuh kekaguman, tangannya hendak meraih kue yang sedang ditancapi lilin oleh ibunya, namun tangan Zyan menghalaunya, "Sebentar Lyca, nanti kamu tiup lilin dulu"
Alyka menggeleng, dia mendorong tangan Zyan menjauh. Wajahnya seakan menyiratkan kekesalan namun tampak menggemaskan di mata mereka semua. "Sebentar ya sayang, mama lupa bawa korek"
Lagi lagi ucapan Lynda yang segera berlalu dari sana diabaikan oleh anak kecil itu. Dia ingin segera menyentuh kue biru dengan angka dua diatasnya.
"Au" Anak itu terus melangkah kedepan, saat hendak meraihnya, kue itu terangkat keatas, Sky pelakunya. "Jangan nakal dulu Lyca, nunggu mama ya" ucapnya dengan nada seolah memarahi anaknya itu.
"Paa au" saat Alyka hendak berdiri, Bagas langsung menariknya untuk duduk di pangkuannya. "Tunggu bentar lagi, okay"
"nda au" wajah Alyka benar benar nampak marah, dia berusaha turun dari pangkuan kakeknya. Sky menghela nafas, tidak biasanya anaknya seperti ini. "Main ini dulu aja, ayo main sama kakak" ajak Raka menunjukkan mainan milik Alyka yang ada di tangannya.
Entah kenapa Raka tidak ingin dipanggil om seperti yang lainnya, biar keliatan muda katanya. "Kakak kakak, lo udah tua bang. Om kali yang bener, Lyca panggil dia om Raka okey" Raka menatap tidak suka kearah Zyan dibalas tatapa serupa oleh sang empu.