Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Sean menatap Miko yang mulai menunjukkan keberadaannya, dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui ada yang mengawasinya sedari tadi.
Saat ia membalikan badannya, pertanyaannya terjawab dengan melihat sosok Miko yang memang menyembunyikan dirinya.
"Setidaknya gue mau makasih sama lo karena tau situasi, Miko" ucapan Sean dengan nada datar mengalun begitu indah ditelinga Miko membuatnya tersadar.
Miko mendatangi cafe miliknya, dapat ia lihat mantan adek kelasnya SMA dulu melambai kearahnya. Tidak heran memang jika banyak yang mengenal Miko mengingat seberapa populer dan ramahnya Miko semasa SMA dulu.
Namun bukan itu masalah utamanya, masalahnya adalah remaja yang sedang bersama adek kelasnya, siapa dia? kenapa langsung pergi begitu melihatnya, bahkan dia belum sempat bersitatap dengan remaja itu.
Rasa penasaran Miko terjawab begitu Aldy mengatakan jika remaja itu adalah temannya, Miko hanya mengiyakan karena memang tidak peduli bukan?
Dia memilih mengobrol bersama pekerjanya, sampai pandangannya kembali teralihkan ke kursi dimana Aldy dan Remaja tadi duduk.
Kosong, disana hanya ada sisa makanan mereka, dengan jaket yang disampirkan di kursi, serta topi hitam yang tergeletak di atas meja. Jika mereka pergi, kenapa jaket dan topinya dtinggal? namun Miko lagi lagi memilih untuk tidak peduli.
Dia masuk ke dapur, untuk melakukan suatu hal, hingga saat dirinya keluar ia melihat Aldy berjalan keluar dengan pemuda yang memakai hoodie yang Aldy pakai tadi. Tentu saja itu menarik perhatiannya, apalagi melihat meja mereka yang masih terdapat jaket dan topi yang sempat ia lihat tadi.
Miko mengikuti mereka bermaksud untuk memberitahukan jika ada barang yang tertinggal, namun ia malah melihat sosok yang dirindukannya. Jujur saja Miko memang rindu dengan Sean, dia bahkan belum sempat meminta maaf pada Sean dengan benar namun sudah mendengar kabar bahwa Sean sudah tidak diketahui keberadaannya.
Tubuhnya mematung melihat Sean yang nampak lancar berkomunikasi dengan Aldy, mungkin Aldy tau makannya bersikap seperti tadi. Namun bukan itu masalahnya, Miko jadi ragu untuk menyapa. Mereka memang menghindarinya atau bagaimana? namun setelah memikirkan dan menyimpulkan sesuatu, Miko sadar jika dua orang itu memang sengaja menghindarinya, apalagi Sean.
Tapi, mengingat Sean mungkin anak itu hanya tidak ingin melibatkan Aldy dalam masalahnya. Dan dapat Miko pastikan pula, Aldy tidak tau apa yang terjadi pada Sean sehari sebelum kepergiannya mengingat sikap Aldy ke dirinya masih biasa saja.
Miko memutuskan untuk mengamati terlebih dahulu, ia tau ini bukan ramahnya. Daripada terjadi hal yang tidak tidak jika Aldy tau semuanya, Miko memilih menahan diri untuk tidak mendekat.