Extra Part

6.2K 420 44
                                        

PPP, aku beneran ga nyangka baca komen kalian😢😢😢😍😍😍, terimakasih banyakk ❤🤍

Start up-

Tuhan maha membolak balikan hati manusia, semua orang tau itu. Tetapi manusia itu juga patut disalahkan karena tidak bisa menahan dirinya sendiri.

Sean melangkahkan kakinya menuju bangunan yang sudah lama tidak ia pijaki. Sesampainya disana, dia langsung diarahkan oleh penjaga yang ada disana untuk masuk kedalam karena sudah ditunggu sang pemilik rumah.

Sebenarnya kali ini Sean yang meminta bertemu. Dia sampai pada pintu yang juga sudah lama tidak Sean masuki. Setelah mengucapkan terimakasih kepada penjaga yang mengantarnya tadi, tanpa mengetok terlebih dahulu ia langsung membuka pintu itu dan masuk begitu saja.

Itu sih yang ia mau, tetapi begitu ia mendorong pintu itu hasilnya nihil karena terkunci dari dalam. "Edgar anjing" gumamnya mengelus hidungnya yang terhantuk pintu karena dia sebelumnya percaya diri jika pintu itu tidak dikunci.

"WOI ED! BUKA!" teriaknya dengan menggedor gedor pintu itu namun tak kunjung mendapat balasan dari sang empu.

"Santai kali An, langsung dobrak aja" sahut Reza yang baru saja datang membuat atensi Sean teralihkan.

"Bener juga, bantuin gue za"

Mereka sudah mengambil ancang ancang untuk menendang pintu itu, penjaga yang ada disana hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah 2 tamu dari tuannya itu.

Namun tiba tiba pintu terbuka membuat mereka yang sudah bersiap hampir jatuh begitu saja di kerasnya lantai marmer. "Kalian ngapain?" tanya Edgar seolah tak merasa bersalah ketika melihat mereka menyeimbangkan diri.

Edgar terkekeh, dia memang sengaja mengunci pintu agar Sean tidak bisa masuk seenaknya. "Makannya, sopan dikit dirumah orang" ujar Edgar kembali memasuki ruangan diikuti dua orang yang masih menahan kesal.

"Lama lama rumah lo gue bakar Ed"

"Gue bakar rumah lo balik"

Reza menggelengkan kepalanya, "Jangan bakar bakar ih, jadi keinget" ucapnya berusaha sebiasa mungkin, padahal saat Sean dan Edgar menoleh mereka bisa melihat wajah Reza yang sebenarnya terlihat sedih secara tiba tiba karena mengingat insiden istrinya.

"Yaudah, digusur aja" sahut Sean mendudukan diri tanpa menunggu sang pemilik rumah duduk.

Edgar menghela nafas saat melihat Sean dan Reza sudah memakan cemilan yang memang sudah disediakan disana sebelum mereka datang, "Sebenarnya yang tuan rumah disini siapa?" tanya Edgar entah pada siapa, dia ikut mendudukan dirinya bersama mereka di sofa yang ada disana.

"Selagi gratis ya kan?" ujar Sean sambil terus memasukan makanan itu kedalam mulutnya.

"Kenapa An?" tanya Edgar ingin langsung masuk ke inti pembicaraan, sebenarnya dia takut akan sesuatu. Tetapi dia lebih memilih temannya untuk membuka suara terlebih dahulu.

Sean meneguk minuman didepannya hingga habis tak tersisa, "Anak anak lo ada dirumah ga?" tanyanya membuat Reza dan Edgar keheranan.

Edgar menggeleng, "Mereka lagi pada keluar" jawabnya jujur, walaupun dia merasa aneh dia tetap menjawab pertanyaan temannya.

Sean mengangguk paham, "Hubungan lo sama Aska gimana?"

Masuk ke inti pembicaraan membuat Edgar tak berani menatap mata temannya. Walaupun nada yang Sean gunakan memang terdengar santai, namun ia tau bahwa Sean tengah menahan sesuatu.

Melihat Edgar yang tak kunjung menjawab, Sean menghela nafas. "Mana kunci pintunya?" pintanya pada Edgar dan langsung diberikan.

Setelah itu ia berjalan karah pintu dan mengunci pintu itu dari dalam mengabaikan Reza yang menatapnya penuh tanya.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang