# # # # #
Sea berjalan keluar dari rumah sakit dengan tatapan yang sulit diartikan, sudah dia bilang mencoba menjelaskan pun akan percuma jika orang yang ia jelaskan adalah mereka.
Di terus berjalan dengan mengabaikan segala lukanya dan tatapan orang yang menatapnya dengan tatapan heran maupun kasihan, dia tidak mempedulikan itu saat ini. Untuk pertama kalinya ia merasa sangat marah pada mereka, kenapa tidak ada yang percaya, sungguh ia tak bermaksud membuat Lynda celaka.
Niatnya untuk pergi dari rumah itu sudah bulat mulai detik ini, saat ini tujuannya hanya satu yaitu menjauh sejauh jauhnya dari keluarga itu, bohong dia jika mengatakan tidak takut akan ancaman Sky tadi, ia akan menuruti ucapan Sky untuk tidak muncul di depannya. Presetan dengan kebenaran, ia sudah tidak peduli.
Bohong juga jika ia mengatakan tak peduli dengan kakak ipar dan calon keponakannya, sebelum pergi ia aka memastikan keduanya baik baik saja terlebih dahulu, baru setelah itu dirinya bisa menjauh dengan tenang.
"SEA!" teriak seseorang membuat Sea mencari sumber suara, disana ia melihat Zyan yang baru turun dari motornya berjalan cepat ke arahnya, ah apa lagi ini, pikir Sea.
"Lo kemana sialan! gue bilang suruh tunggu kenapa pergi duluan hah?!" teriak Zyan saat menhampiri Sea, secara terang terangan yang dihampiri memasang wajah malas sampai membuat Zyan kaget, sejak kapan Sea seperti ini.
Ya, yang menjadi alasan Zyan lebih lama datang ke rumah sakit karena ia mampir terlebih dahulu ke sekolah Sea guna menjemputnya, namun saat sampai disana ternyata sekolah itu sudah sepi, ia mencoba menelfon Sea namun tak kunjung diangkat membuatnya berfikir negatif.
Namun ia mencoba mengesampingkan itu dan tetap menuju rumah sakit seperti tujuan awalnya, betapa kagetnya saat melihat Sea sudah ada disana, apa ia yang terakhir?
"I-ini kenapa?" tanya Zyan melihat wajah Sea yang sudah tidak bisa dikatakan baik baik saja.
Karena terlampaui muak dan dia sudah memutuskan suatu hal, dia segera pergi dengan mengabaikan pertanyaan Zyan yang dilontarkan padanya, melihat itu lagi lagi membuat Zyan bingung baru pertama kali melihat Sea yang seperti ini.
"Kemana" ucapnya tidak disertai nada bertanya sambil mencekal tangan Sea bermaksud menahannya pergi.
"entah" jawab Sea sembari menyentak tangannya agar cekalan Zyan terlepas, "Lo mulai berani hah?" tanya Zyan dengn nada marah, dia tidak suka Sea yang seperti ini, sungguh.
"Segeralah masuk, maka lo bakal tau segalanya" ucap Sea menatap Zyan dengan berani lalu memilih pergi dari sana meninggalkan Zyan yang masih terpaku dengan bahasa yang Sea gunakan, namun saat tersadar ia memilih melupakan itu dan pergi masuk ke rumah sakit sesuai tujuan awalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aseano Samudra [End]
De TodoAseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas? Biasanya nama adal...