Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Pagi ini Sean bersama mereka semua sedang melaksanakan sarapan pagi dengan damai. Kali ini Sky secara terang terangan menunjukkan sikapnya semalam pada Sean.
Sean sendiri rasanya ingin kembali tidur agar tidak melihat perubahan Sky yang menurutnya terlalu tiba tiba. Semua orang di meja makan melihat Sky dan Sean bergantian.
Mereka bertanya tanya apa yang terjadi diantara keduanya? padahal terakhir kali mereka melihat interaksi Sean dan Sky tidak terlalu seperti ini. Namun tak ayal hal ini membuat Bagas dan Lynda merasa senang.
Lynda yang merasa suaminya tidak lagi menutupi apa yang dia rasakan. Dan Bagas yang merasa senang anak sulungnya yang selama ini tidak mau buka suara kini menujukan sikapnya secara terang terangan.
Lain dengan mereka berdua, Raka dan Zyan malah menatap Sky aneh. Bertahun-tahun mereka mengenal Sky, baru kali ini Sky menunjukkan prilaku seperti ini.
Sebenarnya apa yang Sky lakukan? hal itu terus terusan menjadi pertanyaan di kepala Zyan dan Raka.
"Bang, jangan gila dulu. Anaknya masih kecil" niat Zyan memang berbisik, namun bisikan itu malah bisa di dengar oleh mereka semua yang ada disana.
Sky menoleh, dia menatap Zyan kembali dengan raut datarnya. "Kamu yang gila" balasnya tak mau kalah.
Lynda terkekeh, di berdiri berniat untuk membersihkan piring yang ada disana karena dia melihat semua sudah selesai dengan acara makan mereka.
"Gimana Se, semalem tidurnya nyenyak?" yang di tanya menoleh. Dia melihat Raka yag menatapnya penuh harapan.
Senyuman Sean tampilkan di wajahnya, "Nyenyak, sebelum ada setan yang masuk kamar" hanya satu kata yang Sean ucapkan dengan lantang, kalimat selanjutnya ia ucapkan lebih lirih sambil terkekeh pelan.
"Perlu dibantu kak?" tanya Sean mendongak menatap Lynda.
Lynda menggeleng, "Gausah dek, kamu ngobrol aja sama mereka"
"Alika belum bangun?"
"Belum, semalam tidurnya nyenyak banget karena tidur di pangkuan om nya" Sahut Sky cepat, dari ucapannya terdengar jika ia sedang mengkode sesuatu.
Bagas berdiri, dia langsung membawa Sean menjauh dari sana, "Berangkat gih kalian, ayah mau ngobrol banyak sama Sea"
"Libur!/Nanti!" balas Zyan dan Raka bersamaan. Sky langsung berdiri dan mengikuti kepergian sang ayah.
"GAADA YA!! Zyan kamu kelas pagi, Raka kamu juga harus ke kantor, Sky inget meeting yang dua hari lalu kamu bicarakan!" balas Bagas setengah teriak.
Mereka tidak mempedulikan hal itu dan tetap berlalu menyusul Bagas dan Sean. Lynda menatap kepergian kelimanya dengan senyuman teduh. "Liat kan dek, mereka sebenernya sayang sama kamu" gumamnya.