AS 10

9K 546 13
                                        

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

Ketiganya turun dari mobil setelah sampai ditempat tujuan, mereka berjalan beriringan dari tempat parkir menuju pasir putih pantai yang semakin lama semakin terlihat jelas pantulan sinar matahari berwarna oranye dari sana.

Sea berjalan di antara Kenan yang memegang ponsel serta Bian yang terlihat membawa kantong kresek putih berisi cemilan yang ia beli tadi. Satu hal yang Kenan sadari, semenjak turun dari mobil tadi mata Sea melirik kesegala penjuru tempat yang mereka lewati. Apa anak itu mencari sesuatu?

"Kenapa?" tanya Kenan membuat Sea dan Bian menoleh bersamaan, Bian mengangkat satu alisnya tanda bertanya apa yang dimaksud temannya itu.

"Gue mau ke kamar mandi" jawab Sea yang langsung berlari menjauh dari keduanya, namun tak sempat karena kerah baju belakangnya ditarik oleh salah satu oknum di belakang.

Sea menatap keduanya dengan pandangn heran, apa mereka juga akan melarang dirinya ke kamar mandi? pikir Sea mengingat mereka mengunci pintu mobil saat keduanya membeli cemilan tadi.

"Gue cuma mau ke kam-"

"Salah arah Se, kamar mandi di sebelah sana" ujar Bian dengan menunjuk suatu arah berlawanan yang menunjukkan petunjuk arah toilet berada. Tanpa memikirkan rasa malu, Sea segera bergegas menuju arah yang Bian tunjuk tadi. "Pantesan dari tadi kliatan ga tenang" ujar Kenan menggelengkan kepalanya kemudian berjalan menyusul Sea dan juga diikuti Bian di belakangnya.

Entah apa yang membuat Kenan dan Bian tak bisa berhenti menatap wajah Sea yang tersenyum tipis menatap ombak yang bertabrakan dengan batu karang serta dihiasi warna jingga efek dari matahari yang memantukan sinarnya.

"Ke pantai bukan pilihan yang buruk kan Se?" batin Kenan menatap wajah Sea lekat.

"Mungkin karna bukan hari libur jadi ga terlalu ramai, nih makan cemilannya sambil lihat tuh matahari. Atau mau foto foto? untuk sekarang gue siap jadi fotografer kalian berdua" ucap Bian, hanya dengan melihat kedua teman nya seperti ini entah kenapa hatinya terasa tenang.

"Ken, gausah ya?" pinta Bian melihat Kenan yang hendak berdiri dan mengeluarkan sebungkus rokok yang ia beli tadi. Kenan menatap Bian dalam diam, bukan karena dia takut Bian akan cepu kepada keluarganya, namun dia juga memikirkan Sea. Ini momen pertama mereka, apa iya Kenan harus mengorbankan sedikit waktu yang mereka punya dan malah memilih untuk merokok?

Kenapa tidak merokok disini? Kenan tau jika Bian memiliki suatu hal yang mengakibatkan anak itu tidak bisa menghirup asap rokok terlalu banyak. Dia diam untuk berfikir, mana yang harus ia pilih, antara kedua temannya atau merokok untuk menenangkan dirinya.

"Sial" guman Kenan melemparkan bungkus rokok yang digenggamnya kearah BIan dan ditangkap dengan baik oleh sang empu. Bian tersenyum tipis menyimpan rokok yang Kenan berikan, "Ini aja, ga jauh beda sama rokok" ucapnya melemparkan satu permen tusuk pada Kenan, walau Kenan menerimanya dengan wajah datar, anak itu tetap membuka bungkusnya dan memasukan benda manis itu kedalam mulutnya.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang