# # # # #
Empat hari berlalu begitu cepat menurut Sea, damai. Ah tidak, ini terlalu tenang apa bakal ada tsunami setelah ini?
Selama empat hari ini dirinya benar benar hidup dengan santai, di sekolah? tidak ada Bian maupun Kenan, mereka terkadang berangkat namun memilih untuk tidak berinteraksi dengan Sea, Sea sendiri tidak peduli sebenarnya. Setidaknya dia lega, omongan mereka berdua sepulang dari pantai sepertinya hanya main main saja.
Kakak kelasnya, Miko? Sea tak terlalu peduli sebenarnya entah apa yang akan dia lakukan Sea tak peduli.
Di rumah? dia kini tak perlu lagi memasak ataupun membersihkan rumah, hari harinya hanya duduk diam di kamar, bosan sebenearnya. Terkadang dia keluar kamar saat makan bersama, ah satu lagi semenjak ada Lynda, dia menyruh Sea makan bersama di meja makan. Dan juga kamar Lynda dan Sky sudah pindah di bawah, jadi hal ini meminimalisir Sea bertemu dengan keduanya.
Tidak ada yang berubah terlalu banyak, 3 saudaranya juga masih mendiamnya seperti biasa, hanya Lynda yang mengajaknya berbicara membuat suasana semakin canggung.
Tapi tetap saja, ini terlalu tenang sampai membuat Sea takut dan harus waspada akan apa yang terjadi kedepannya, sungguh dia tidak bisa menebaknya.
"Eh Sea, sini duduk Se" ajak Lynda kala melihat Sea turun dari tangga. Di meja makan kini sudah ada Lynda dan Zyan, tinggal menunggu 2 orang lainnya. Tak lama setelah Sea duduk di kursinya, Sky dan Raka juga mulai duduk di meja makan. Hanya dengan seperti ini saja membuat Lynda lebih lega karena setidaknya Sea sudah tidak mendapat perlakuan seperti sebelumnya.
"Nanti kalian mau bawa bekal gak?" tanya Lynda menatap 4 lelaki di sekelilingnya, Raka lansgung mengelengkan kepalanya karena ia sepertinya tak akan lama berada di luar.
"Gak deh kak" jawab Zyan membuat Lynda mengangguk mengerti, Zyan pasti gengsi membawa bekal ke sekolah, sebenarnya dia hanya tanya untuk basa basi, dan... "Sea?" tanya Lynda membuat Sea mendongak mengalihkan pandangan dari piringnya yang hanya berisi 3 sendok nasi, sungguh jika diteruskan sarapan banyak banyak dia mules nanti, dan Lynda sudah tau itu jadi dirinya tak akan memaksa Sea sarapan banyak.
Sea mengangguk, dia akan tetap membawa bekal apapun yang terjadi, "Nanti Sea siapkan sendiri" ujarnya membuat Lynda mengangguk mengerti, sementara yang lain merasa tak suka melihatnya, ya walaupun mereka hanya menatapnya dengan tatapan datar, tapi Sea peka.
"Eh, gue sekalian" ucap Zyan yang tiba tiba menyela membuat semuanya menatap Zyan kaget, bukannya anak itu salah satu spesies yang tidak mau membawa bekal? tapi apa ini? Zyan pun sebenernya juga kaget kenapa mulutnya bisa berkata demikian.
Sea hanya mengangguk, sedangkan Lynda tersenyum tipis, ingatkan mereka jika Lynda psikolog, jadi dia sedikit paham maksud Zyan berkata demikian, apa ia harus menambah bumbu juga? ah sepertinya itu di perlukan, "Bagaimana jika Zyan dan Sea berangkat bersama sekalian?" saran Lynda membuat keduanya menatap Lynda bersamaan, detik selanjutnya mereka saling tatap sebentar lalu Sea memutuskan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aseano Samudra [End]
RandomAseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas? Biasanya nama adal...