Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
-hallo, dari sini sbenernya gaada konfliknya. Musti kalian bakal bosen bacanya. Ibaratnya gini, chp sebelumnya tu klimaks, ini dh mulai masuk resolusi. -Tp bodoamat, ssg, suka suka gue😁
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Seorang remaja tengah menyesap sebatang rokok di rooftop gedung terbengkalai yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. Netranya fokus menatap ribuan bintang di angkasa lepas sambil sesekali menghisap nikotin ditangannya.
"Kacau" batinnya memikirkan hal yang terjadi hari ini, hanya dalam waktu beberapa jam dirinya merasa benar benar hancur.
Semua berubah dan menajdi terasa berbeda hanya dalam hitungan jam. Satu satunya manusia yang dia percaya menghancurkan dirinya dengan terang terangan.
Dia yang merasa hidupnya sudah lebih baik belakangan ini, kini tak lagi sanggup mengatakan bahwa dirinya baik baik saja.
"Percaya sama manusia itu tidak berguna" gumamnya melempar batang nikotin yang sudah hampir terbakar habis dari jarinya.
Tanggannya langsung kembali merogoh sakunya untuk mengambil batang nikotin lagi.
Dia bingung, apa semua manusia memang semunafik itu? dirinya sudah berusaha menghalau pikiran itu dan mencoba berfikir pasti masih ada orang baik diluar sana, dirinya hanya sedang sial saja bertemu dan menjalin hubungan dengan orang yang tidak bisa dibilang baik.
"No Sean. Jangan merubah prespsimu terhadap semua orang hanya karena satu sampah itu" ucapnya meyakinkan diri sendiri. Jauh dalam lubuk hatinya dia masih percaya ada orang yang benar benar putih di dunia ini. Namun ini bukan putih pasal warna, bukan pula tidak hitam atau bahkan abu abu, melainkan ini tentang sifat manusia.
Ya, remaja laki-laki itu adalah Sean, Aseano samudera yang lebih dari satu setengah tahun sebelumnya kerap di sapa Sea.
Tak terasa sudah satu setengah tahun dirinya meninggalkan rumah yang menjadi tempatnya hidup belasan tahun ini.
Demi memulai awal yang baru, dia menambah satu huruf akhiran di nama panggilannya, Sea to Sean.
Hanya satu huruf, namun itu bisa memotivasi dirinya sendiri agar melupakan hal yang sebelumnya dan menjalani hidup seperti tidak terjadi apa apa. Ya, itu maunya. Namun dia tau, tak semua yang dia inginkan akan tercapai bukan.
Sean sudah hidup lebih baik selama ini, dia bersekolah di salah sekolah swasta, memiliki banyak teman, banyak prestasi, bahkan dirinya memiliki pujaan hati. Ah lebih tepatnya mantan kekasih.
Setengah tahun setelah Sean memasuki sekolah barunya, tepat saat ia menaiki kelas 11 dia menjalin hubungan asmara dengan teman sekelasnya.