AS 11

7.6K 565 19
                                        

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

"Se" panggil Bian kala melihat Sea duduk melamun entah memikirkan apa, padahal mereka sudah berhenti sejak beberapa saat yang lalu.

Kenan dan Bian saling tatap, Kenan menggelengkan kepalanya tanda tidak tau atas pertanyaan yang Bian lontarkan melalui sorot matanya.

"Sea? udah sampe se" ucap Kenan sembari mencoba menggoyangkan kaki Sea dengan satu tangannya.

"Ha?!" kaget Sea, bukan kaget karena dipanggil atau apa namun karena getaran yang disebabkan kala Kenan menguncangkan kakinya.

"Oh, udah sampai ya" ucap Sea ketika menyadari dimana dia berada sekarang.

"Lo mikir apa Se?" tanya Bian penasaran, namun Sea hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Ga ada, makasih udah nganterin gue. Kalian pulangnya hati hati" ucap Sea ingin membuka pintu disampingnya namun tidak bisa.

"Ken?" panggil Sea dengan nada heran menatap Kenan di kursi kemudi. Bukannya sudah sampai? kenapa pintunya belum dibuka?

"Lo beneran ga kenapa napa kan?" tanya Kenan memastikan, Sea menganggukkan kepalanya yakin.

Namun tetap saja, jawaban Sea tidak memberikan rasa puas pada Kenan dan Bian. "Seminggu ya, tolong terima kita dalam seminggu ini" ucap Kenan lirih namun masih dapat di dengar.

"Padahal kalian gak perlu kaya gitu" jawab Sea membuat Kenan mendongak, "Se?" panggil Kenan penuh arti mendapat senyuman kecut dari Sea.

"Lo gabakal kena marah kan?" Sea menoleh kearah Bian setelah mendengar pertanyaannya. "Kenapa?"

"Karena pergi sama kita?" Sea terkekeh mendengarnya, "Bukannya tadi kalian sendiri yang minta izin? tenang aja" jawab Sea, entah karena apa dia memilih menjawab demikian, ia merasa dua orang didepannya benar benar menghawatirkan dirinya saat ini.

"Kalau ada apa apa bilang ya" pinta Bian mendapat anggukan setuju oleh sang empu. "Ken" panggil Sea lagi membuat yang dipanggil sempat saling tatap dengan dirinya selama beberapa detik kemudian Kenan menghela nafas lelah.

"Terimkasih, gue harap kita bisa gini lagi" ujar Sea ketika merasa pintunya sudah bisa dibuka. Seolah mendapat lampu hijau, Kenan dan Bian menatap Sea dengan pandangan binar.

kita bisa gini lagi, bukankah itu artinya kapan kapan Sea mau bermain bersama mereka berdua seperti hari ini lagi?!

"Tentu!!" jawb Bian cepat dengan senyuman cerah, begitu juga Kenan yang menampilkan ekspresi serupa. Sea tersenyum tipis dibuatnya, dia jadi ikut merasa bahagia walau sekarang jantungnya berdebar dua kali lipat.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang