# # # # #
"Jalan ke kantin Bin, gue udah deket"
"Iya iya, ck" Sedari tadi Bintang terus terusan heboh, "Kenapa sih?" tanya Edgar yang berjalan disamping Sean melihat anak disampingnya itu nampak kesal.
"Gatau deh, cepetin dikit jalannya Ed, laperr!" jawab Sean sampai akhirnya dia berjalan mendahului Edgar. Edgar menghentikan langkahnya melihat Sean yang berjalan dengan pd nya.
"Woi" tegurnya namun Sean tak kunjung menghentikan langkahnya, "Sean!" panggilnya sedikit keras, kali ini Sean membalikkan badannya, "Apaan?" tanyanya dengan nada tak bersahabat, "Cepet aelah Ed"
Edgar menghela nafas, "Lo salah jalan, belok sini" ujar Edgar berbelok pada lorong depannya, Sean merasa sedikit malu sekarang apalagi disana ada beberapa anak yang kebetulan mendegar obrolan mereka berdua.
"Anjir, kenapa ga ngasi tau sihh!!" kesal Sean sedikit berlari kecil menyusul Edgar yang berjalan lebih dulu, "lo yang sok tau" balas Edgar, Sean tak mampu berkutik, benar sih.
"Nanti malem jadi kan?" tanya Sean begitu mereka memasuki kantin yang sudah agak ramai, "Semoga aja"
"Kok??"
"Nanti malem ternyata ada pertemuan, balik sekolah aja langsung" jawab Edgar, Sean mengangguk mengerti.
"Tapi balik sekolah ngantuk, mau tidur" Edgar menghela nafas mendengar tuturan Sean, lama lama dia juga jengah dengan Sean sungguh, apalagi nada ucapnya yang tidak konsisten kadang membuat telinganya geli.
"Yaudah lain waktu masih banyak, gausah buru buru"
"Tapi gue mau cepet bisa"
"Anjir Sean, terserah deh! cape gue" kesal Edgar, Sean hanya terkekeh menggoda Edgar membuatnya bahagia entah karena apa.
"Sono pesen!" titah Edgar ketika ia mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong, "Kok gak lo aja?" tanya Sean balik.
"Cepet!!" titah Edgar lagi, "Tega kamu, padahal aku siswa baru, seharusnya kamu yang melayaniku Edgar" Edgar merotasikan bola matanya malas, "Lebay" ujarnya.
Tiba tiba pundak Sean ditepuk oleh seseorang, Sean yang awalnya menertawakan reaksi Edgar kini membalikkan badannya untuk melihat sang empu yang menepuk pundaknya.
"Anjir, kaget Bin" ungkapnya. "Huh, huh rame banget. Gue kira lo ilang" jawab Bintang dengan nafas terengah engah mencari keberadaan Sean.
"Nah kebetulan, sana ajak Sean pesen Bin" usir Edgar, dirinya terlalu malas mengantri.
"Loh Edgar? Kalian sekelas? kok bisa cuma gue yang terdampar sihhh??" protes Bintang tidak terima, "Itu namanya takdir sayang, udah ayo pesen gue laper" ajak Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aseano Samudra [End]
RandomAseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas? Biasanya nama adal...