Aseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas?
Biasanya nama adal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
# # # # #
Hari hari terus berlalu tanpa ada yang berubah dari kehidupan Sea, kegiatannya di rumah berjalan seperti biasanya, di sekolah juga sama seperti sebelumnya.
Walau badan Sea kadang sakit karena beberapa oknum bermain tangan dengan Sea, tapi anak itu tak pernah mengeluh dan tetap menjalani hari harinya seperti biasa.
"Perasaan gue ga enak" ucap Sea ditengah ia sedang mengerjakan tugas sekolah, 3 tentu saja.
Sea segera menggelengkan kepalanya mengusir semua pikiran negatif yang bersarang disana dan lanjut mengerjakan tugas sekolahnya.
Padahal ini malam minggu, malam dimana remaja remaja seumuran Sea menghabiskan waktu dengan teman atau pacar mereka diluar sana. Namun berbeda dengan anak itu yang lebih memilih mengerjakan tugas sekolah untuk mengisi waktu luangnya. Jujur saja Sea malas belajar, hanya cukup mendengarkan penjelasan guru disekolah dan mengerjakan tugas sekolah, namun entah kenapa dia bisa memiliki nilai bagus dan prestasi yang sangat memuaskan.
Hal ini banyak terjadi di kehidupan nyata, terkadang yang berusaha akan kalah dengan yang berbakat. Memang bakat dan cara belajar Sea bukan cara belajar visual namun auditori namun juga cenderung ke kinestetik.
Selesai? seperti biasa Sea akan turun untuk membereskan meja makan dan makan malam. Sea menghela nafas, ternyata sedari tadi dia di rumah ini sendirian. Terbukti bahwa saat ini ketika jarum jam menunjukkan pukul 20.30 makanan yang tertutup tudung saji di meja makan sama sekali belum tersentuh.
"Mereka ga pulang?" guman Sea melangkah kedapur untuk mengambil piring, bodoamat mereka pulang atau tidak makan atau tidak yang penting dirinya makan malam saat ini.
Yang biasanya Sea makan setelah mereka selesai makan malam, kali ini Sea makan dengan banyaknya hidangan di meja makan, tidak akan Sea habiskan juga untuk berjaga jaga jika sewaktu waktu dua orang penghuni rumah ini pulang.
Lagi lagi Sea makan dalam diam sambil bersenandung kecil, jangan lupakan kakinya yang terayun karena tidak menepak dilantai, salahkan saja kursinya yang terlalu tinggi jangan Sea.
Sepi memang, rumah sebesar ini hanya dirinya yang ada disini. Kadang dia berharap agar dia diberi kelebihan bisa berbicara dengan makhluk tak kasat mata, indomie lah istilahnya.
Dengan begitu dia tak akan merasa kesepian dimanapun dia berada, ketika di kamar sendiri, di rumah sendiri, melakukan segala aktivitas sendiri. Andai saja dia benar benar indigo seperti yang dia harapkan, pasti hidupnya tak akan se sepi ini. Dia juga bisa mengungkapkan isi pikirannya yang selama ini ia pendam sendirian.
Sea memakan makanannya sambil menatap barang barang disekitar, terang memang karena Sea menyalakan lampu diruangan itu. Bukan, bukan karena dia takut akan kehadiran makhluk halus atau sejenisnya, dia merasa hangat dengan adanya cahaya. Itu benar benar membantu mengurangi rasa kesepiannya, jika lampu dipadamkan suasana sepi dan hening jelas sekali terlihat maka dari itu dia memilih menyalakannya.