-Alurnya cepet bgt keanya??
# # # # #
Hari ini, setelah seminggu Sean tidak berangkat sekolah, ia memutuskan untuk datang ke sekolahnya, untuk mengurus surat keluarnya dia dari sekolah itu, sebenarnya ujian kenaikan kelas sudah dilakukan tepat beberapa hari sebelum kejadian itu. Saat ini di sekolah Sean mengadakan class meeting, tapi dia tak peduli.
Jika boleh memilih ia tak mau lagi menginjakkan kaki disana, karena ia yakin hanya akan mendengar cemooh cemooh yang mungkin dapat menyinggungnya. Namun mau bagaimana lagi, dia harus mengurus surat pindah dari sekolah itu demi mendapatkan raport kelas 11 nya.
Sean memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah, sebenarnya ini sudah jam setengah 9, tapi karena sekarang OSIS mengadakan Class meeting, begitu banyak siswa yang berada di luar kelas.
Sean sudah meyakinkan dan mempersiapkan diri untuk mendengar apa yang mungkin ia dengar dari siswa siswi sekolah ini. Dirinya tetap menegakkan kepala tanpa mempedulikan beberapa tatapan yang mengarah kepada dirinya.
Ternyata Sean salah, tidak 100% cemooh yang keluar dari mulut siswa siswi disana. Ada beberapa orang yang Sean kenal menghampiri dirinya untuk menanyakan keadannya setelah berita itu tersebar. Beberapa dari mereka tau jika ini pasti berat untuk Sean.
"Lo sih, ngeyel! udah dikasi tau hati hati tu sama nenek lampir ga percaya" Sean hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar ucapan Roni. Teman sekelas Sean, beberapa kali Roni sempat mengatakan pada Sean agar tidak terlalu percaya dengan gadis itu. Seperti pepatah yang mengatakan cinta itu buta, dan pada dasarnya Sean yang tidak ingin menjalin hubungan 'pertemanan', dia mengabaikan ucapan Roni.
"Sorry" balas Sean mendengarkan ocehan Roni, karena jujur ia bingung harus membalas bagaimana.
Roni menghela nafas, bukan itu jawaban yang ia harapkan, "Lo beneran gapapa An?" tanyanya lagi, saat ini mereka berdua sedang berjalan kearah kelas mereka dengan mengabaikan tatapan orang di sepanjang koridor.
"Gapapa gimana? apanya?" tanya Sean terdengar tidak terlalu peduli, padahal ia paham apa yang dimaksud orang disampingnya ini.
"Berita itu?" tanya Roni terdengar lirih. Sean menghentikan langkahnya menatap Roni, dirinya yang merasa Sean berhenti ikut memberhentikan langkahnya.
"Itu memang kenyataannya, gaada lagi yang bisa ditutupi kan? mau salama apapun kita menyimpan bangkai, bau busuknya akan tetep tercium"
"Tapi dia gaada hak buat sebar informasi kaya gitu Sean!" Sean menghela napas, "Yaudah mau gimana lagi? salah gue juga ceritain masa lalu gue ke dia" jawab Sean terdengar cuek.
"Tapi udah di take down itu beritanya kemarin gue liat, pihak sekolah kali" lanjut Sean mengingat sudah tidak ada lagi berita tentang dirinya di web sekolah ataupun yang lainnya, namun ingatan itu akan tetap membekas di pikiran beberapa orang bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aseano Samudra [End]
De TodoAseano Samudra, entah apa yang orang tuanya pikiran kala memberi nama seorang anak dengan kata itu. Agar hati dan pikirkanya seluas samudera? atau agar orang orang mencintainya seperti orang orang mencintai keindahan lautan lepas? Biasanya nama adal...