AS 09

6.2K 439 21
                                    

Kemarin lupaa woii, maaf yh

Kemarin lupaa woii, maaf yh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

"Gue gamau basa basi, gue dah tau apa yang kalian lakuin sama Sea selama ini, gue harap kalian menjauh sejauh jauhnya dari hidup Sea" ujar Zyan penuh penekanan pada dua remaja yang duduk didepannya.

Kenan dan Bian saling tatap, entah dari mana orang didepan mereka ini bisa mendapat nomor ponsel mereka dan mengajak bertemu di sebuah Cafe. Padahal sudah menginjak hari kedua setelah kejadian hari itu yang membuat mereka tidak berbicara pada Sea sepatah katapun.

"Apa maksudnya?" tanya Kenan.

"Hanya karena lo adeknya Dion jangan kira gue ga berani buat lo babak belur Kenan!"

"Oke bang, gue paham maksud lo. Jangan pake kekerasan, tapi seharusnya lo juga bisa intropeksi diri. Hal yang lo sama abang abang lo lakuin ke Sea jauh lebih parah dari apa yang kita lakuin" Zyan tersentak kaget mendengar ucapan Bian yang terkesan terus terang.

"Tau apa lo tentang hidup kita hah?!" sentak Zyan tidak terima.

"Walaupun kita gatau semuanya, tapi kita tau fakta tentang darah yang sama dengan lo mengalir di tubuh Sea. Setidaknya gue tau Sea itu adek lo, lo ga pernah berperan sebagai kakak. Lo cuma nyakitin dia juga seperti apa yang kita lakukan bang.

Coba lo pikir, masih mending kita cuma gitu, tapi kalian? fatal bang. Oke kita akui kita salah nglakuin hal hal itu sama Sea, tapi jangan hanya karna lo abangnya, hal yang lo lakuin itu bener.

Lo suruh kita menjauh dari hidup Sea? bukankah kata kata itu seharusnya kalian ucapkan pada diri kalian sendiri untuk tidak merusak hidup Sea lebih jauh?" ucap Kenan tanpa pikir panjang, disuruh menjauh dari Sea? enak saja, bahkan mereka belum memulainya.

Zyan terdiam, hadir dan tidaknya Sea dikehidupannya serta kedua abangnya sama saja sebenarnya, malah dengan mereka melihat Sea rasanya muak. Menjauh dari hidup Sea dan tidak merusak hidupnya lebih jauh? bukankah kata kata itu harusnya diucapkan pada Sea untuk menjauh dari kehidupan ketiganya agar tidak semakin terluka?

Kedua abangnya masih 'menampung' Sea karena perintah orang tuanya, jika saja sang ayah juga sudah tidak peduli, bisa dipastikan mereka sudah mengusir Sea jauh jauh hari. Namun apa saat ini sang 'ayah' bisa dikatakan peduli? bahkan dia tak ingin tau menau tentang hidup Sea saat ini.

"Bang, gue tau maksud lo baik. Tapi masalah hidup Sea ga hanya kita berdua, kalian juga. Bahkan bisa dikatakan kontribusi kami hanya sekitar 10%, sisanya dari keluarganya sendiri. Kita mau berusaha untuk tidak menyakiti Sea lagi, kita saat ini juga sedang berusaha menjalin hubungan pertemanan dengan Sea.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang