AS 27

4.5K 318 10
                                    

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

Edgar menarik tangan Sean sampai ke mobil yang terparkir di halaman rumah Bintang.

"Masuk" titah Edgar begitu dirinya membukakan pintu, Sean masih menatapnya tidak suka, "mau kemana?" tanyanya penuh tuntutan, sedari tadi ia tanya mau kemana, kenapa namun tak kunjung ada jawaban dari sang empu.

"Masuk!" titah Edgar sekali lagi, kali ini dia berucap penuh penekanan, "Jawab dulu mau kemana?" tanya Sean yang masih belum menyerah, Edgar menghela nafas, dia memejamkan matanya sejenak.

Tanpa sepatah kata, dia mendorong Sean untuk memasuki mobilnya tanpa menunggu sang empu memproses kejadian, dengan cepat pula dia segera memutari mobik dan duduk di kursi kemudi dengan Sean disampingnya.

"Sakit!" adu Sean karena Edgar mendorongnya begitu kasar. Edgar tak mempedulikan hal itu, dia segera memakai sabuk pengaman lalu melajukan mobilnya mengabaikan ocehan Sean disampingnya.

Karena sama sekali tak mendapat balasan yang diajak bicara, akhirnya Sean menghela nafas lelah, dia memilih diam sambil menyenderkan kepalanya untuk melihat senggangnya jalanan malam.

Ia tak peduli ingin Edgar bawa kemana, ingin dia mengatakan tidak peduli, namun jauh di lubuk hatinya ia sedikit cemas takut akan terjadi sesuatu pada dirinya mengingat siapa orang yang kini duduk satu mobil dengannya.

Dan tanpa Sean ketahui, Edgar melirik Sean yang sudah nampak tenang dengan senyuman tipis. Entahlah dia bukan tipe orang yang mau menjalin hubungan dengan orang lain, namun saat melihat Sean rasanya berbeda dia ingin dekat dengannya entah dalam konteks apa, dia bingung dengan perasaannya.

Dia ingin 'berteman'? tapi dia juga tidak tau apakah memang itu tujuannya? Selama ini dia hanya mengenal beberapa anak remaja entah itu seusianya, lebih tua, atau lebih muda dari relasi keluarganya. Yang tentu saja mereka saling kenal hanya sekedar formalitas untuk menjalin hubungan bisnis.

Sean merasa asing dengan jalanan yang mereka lalui, entah asing karena belum pernah melewatinya atau asing karena suasana malam hingga ia merasa berbeda dengan jalan yang ia lalui.

Setelah beberapa saat, entah berapa menit tetapi Sean merasa ini sudah lamaa sekali karena hanya ada keheningan diantara keduanya. Kini mobil yang mereka naiki sudah berhenti di basement sebuah bangunan yang Sean sendiri tak yakin ini bangunan apa.

Edgar tak kunjung turun atau berbuat sesuatu setelah mobil itu berhenti, kini mereka berdua terlibat saling tatap mata tanpa ada komunikasi lisan.

"Hp?" pinta Edgar menjulurkan tangannya, Sean hanya diam menatapnya tanpa ada niatan memberikan apa yang Edgar minta.

Karena tak kunjung mendapat respon, Edgar mengulangi perintahnya, "Mana hp mu?" tanyanya sekali lagi, dan lagi lagi Sean masih diam menatapnya.

"Sean" panggil Edgar lagi setelah memejamkan mata beberapa saat berusaha menormalkan emosinya. "Gak" jawab Sean yang akhirnya mengeluarkan sepatah kata.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang