AS 25

4.8K 305 5
                                    

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

"Yang di base bener?" tanya Alvan masih menuntut jawaban sang pujaan hati.

"M-maaf" ucap Via lagi dengan air mata yang berderai, Alvan menghela nafas, ia merutuki perbuatannya mengikuti perintah sang pujaan hati untuk mengupload masa lalu Sean di base sekolah, jika sudah begini malah Via yang semakin kena hujatan warga sekolah, bukan Sean.

"Kalau gini gaada bedanya kamu sama Sean, Via. Malah kamu lebih parah" ucap Alvan membuat Via semakin terisak, dia berpikir bahwa Alvan pasti akan membencinya karena masa lalunya.

"Kenapa kamu tutupin hal ini, jadi anak haram bukan kemauanmu bukan? jika kamu mengatakannya dari awal kamu punya temen cerita" ucap Alvan memeluk Via membuat gadis itu terdiam, dia masih loading untuk mencerna ucapan dan perlakuan Alvan barusan.

"A-al"

"Aku kecewa sama kamu Via, andai aku tau dari mulut kamu sendiri, aku pasti ga bakal ngerasa kecewa. Aku bakal bisa ada di sisi kamu jika kamu lagi butuh tempat cerita. Kenapa kamu malah sembunyiin dari aku?" tanya Alvan masih setia memeluk sang pujaan hati yang masih mencerna segala perbuatannya.

Tangis Via semakin keras, ia pikir Alvan akan membencinya, "Hsst, jangan nangis" ucap Alvan melepas pelukannya dan menghapus air mata Via dengan ibu jarinya.

"A-al" panggil gadis itu lagi dengan tatapan yang masih terlihat terkejut, Alvan tersenyum tipis, dia tau bagaimana perasaan Via sekarang.

"Kamu ga benci aku?" tanya Via lirih, Alvan semakin tersenyum tipis, lalu tangannya tergerak untuk mencubit hidung Via yang memerah, "Engga Via, aku kecewa, tapi rasa cintaku ke kamu lebih dari apapun di dunia ini"

"H-hiks" Via memeluk dada bidang Alvan membuat sang empu membalas pelukan itu sambil mengelus rambutnya.

"Makasih ya teman teman, gue duluan. Dan tolong nanti beritanya takedown aja" ucap Sean meninggalkan teman temannya yang menatap dirinya heran.

"Beneran gapapa An?" tanya Bintang ragu. Sean mengangguk, "Keknya dia dah kapok juga" jelas Sean membuat Bintang mau tak mau mengangguk.

"Lo mau kemana?"

"Ada-lah"

"Maaf maaf" guman Via yang masih menangis di dekapan Alvan, "Sst, udah nanti suara kamu serak, air mata kamu habis gimana" ucap Alvan berusaha menenangkan.

Via menghapus air mata dengan punggung tangannya, "Apa ini karma karena aku ituin Sean kemarin ya?" tanya Via masih dengan isakannya, Alvan membenahi rambut Via yang berantakan, lalu mengangkat satu alisnya.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang