AS 21

5.4K 421 20
                                    


Ahahhaa, sorry to say. Mungkin klian bakal kesel sama chp ini, trust me semua orang tu punya sisi lembutnya masing-masing, tapi cara mereka menunjukkan dan memperlakukan orang memang beda.

Inilah Sea, Sea yang selalu menerima semuanya dengan lapang dada. Love u oll!!

 Love u oll!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

Zyan menarik tangan Sea untuk mengikutinya dengan raut wajah yang sulit dideskripsikan menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan. Ingin rasanya Sea berkata pada Zyan agar pelan pelan karena badannya masih sakit, namun ia memilih untuk diam dan mengikuti langkah yang lebih tua.

Sesampainya mereka berdua di mobil yang mereka tuju, Zyan segera masuk ke kursi belakang dengan tangan yang masih mencekal tangan Sea. Sea sedikit terkejut melihat atensi Raka di kursi pengemudi.

Zyan segera menyentak tangan Sea begitu mereka memasuki mobil dan pintu sudah tertutup. Dia terlihat masih menormalkan nafasnya sambil bersandar di sandaran kursi.

"Nyusahin! kenapa bisa sama mereka sih" ujar Zyan sarkas menatap Sea yang memilih untuk melihat keadaan luar melalui jendela, mereka belum jalan ngonong ngomong.

"Sorry" jawab Sea tanpa menatap Zyan, mereka berdua sedikit kaget dengan ungkapan Sea, biasanya anak itu akan menggunakan kata maaf, namun kini?

"lagian gue ga minta lo dateng" batin Sea.

"tadi bener?" ucap Raka yang sedari tadi dim, bahkan dia enggan menatap dua adiknya dibelakang.

Zyan menunjukkan ekspresi bertanya, beneran apa? sementara Sea hanya diam tak menunjukkan ketertarikan.

"Beneran kamu mau pergi dari kota ini?" lanjut Raka membuat Zyan kaget, apa Raka juga disana tadi?

Sea diam selanjutnya dia terkekeh pelan, "iya" jawabnya masih dengan posisi semula. Tanpa Zyan dan Sea ketahui Raka meremas stir di depan.

"Kenapa?" tanya Raka nyaris seperti gumaman, namun karena disana hening jadi baik Zyan maupun Sea dapat mendengarnya.

"Kenapa? udah diusir juga, ngapain masih di sini? gue juga cape" jawab Sea, sungguh ini pertama kalinya Sea berkata dengan tatapan dan bahasa yang seperti itu membuat keduanya sedikit terkejut.

Raka membalikan badannya, menatap Sea yang juga sedang di tatap Zyan, sedangkan Sea sendiri masih setia memilih menatap keluar jendela.

"YANG BENER AJA SE?!" teriak Zyan menarik badan Sea hingga menghadap dirinya, dia tak suka mendengar apa yang Sea ungkapkan barusan.

"ZY!" teriak Raka bermaksud agar adiknya itu tenang dulu, dapat mereka lihat Sea manatap dua orang didepannya dengan tatapan jengah, sekarang mereka berdua dapat melihat lebam di wajah Sea dengan jelas.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang