AS 32

5.5K 355 11
                                        

# # # # #

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# # # # #

"Permisi kak, Edgarnya udah kesini?" tanya Sean ketika dirinya sudah sampai di meja resepsionis kantor perusahaan Fernandez.

Entah ada angin apa, Edgar memintanya untuk datang kemari. Dan kini, ketika waktu menunjukkan pukul 16.00 Sean sudah sampai disana.

Sebenarnya mungkin Sean sudah tau alasan Edgar menyuruhnya kemari, apa itu berkaitan dengan pembicaraan 2 malam yang lalu? tetapi kenapa di kantor? kenapa tidak dirumah atau di apartement?

Penjaga resepsionis tersenyum manis, sudah biasa memang dengan kehadiran Sean ke kantor ini, "Sudah mas, beberapa saat yang lalu. Beliau juga berpesan kepada saya, jika Mas Sean datang langsung diminta naik ke atas saja"

Sean mengangguk, "Baiklah, terimakasih" ucapnya kemudian berjalan kearah lift untuk menuju lantai yang di maksud. Kebetulan kali ini Sean hanya sendiri berada di lift itu, dia menatap pantulan dirinya dari cermin yang ada di dalam lift. Dia memegang dadanya, dia sedikit merasa deg deg an jika Edgar memintanya kemari untuk informasi sebelumnya, "apa gue udah siap?" tanyanya pada diri sendiri.

Sejak dini hari tadi, dimana Edgar mengiriminya pesan untuk datang ke kantor sepulang sekolah, perasaannya jadi tidak tenang, dia jadi mengingat sesuatu,

Flashback

"Sen nanti malem mau main ga?" pertanyaan dari Bintang membuat Sean yang awalnya sedang fokus pada ponselnya mengalihkan pandangan untuk menatap sumber suara.

Sean menggelengkan kepalanya kemudian menatap ponsel lagi, hal ini tentu saja memunculkan tanda tanya besar di dalam pikirannya, "Edgar suruh gue dateng ke kantornya nanti" ujarnya, malam saat Sean menginap di tempat Edgar adalah malam minggu, dan sekarang hari senin.

Sean jadi agak ragu sebenarnya, apakah Edgar akan memberitahnya tentang informasi sebelumnya? jujur saja dia agak takut sekarang, takut entah karena apa.

Bintang hanya menghela nafas, dia tau jika 'hubungan' Sean dan Edgar sebatas pekerjaan, hal seperti ini tidak hanya terjadi sekali dua kali, namun yang menjadi pertanyaanya sekarang adalah entah kenapa dia merasa Sean tidak tenang dengan duduknya.

"Edgar sekarang ga berangkat?" Sean menggelengkan kepalannya sebagai jawaban atas pertanyaan yang Bintang tuturkan.

"Lo kenapa dah?" Bintang tak mampu menahan rasa penasarnnya. Ini memang baru menunjukan pukul 9.00 yang artinya baru dua jam bel masuk sekolah berbunyi. Tidak ada jam pelajaran memang, karena ujian semesteran sudah selsai 2 hari ini sekolah gunakan untuk melakukan remidial dan sejenisnya, ya walaupun hanya bisa dihitung dengan jari siswa yang melakukan remidial meningat ini adalah sekolah elite.

Aseano Samudra [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang