Hari-hari yang ku jalani setelah berada jauh dari keluarga dan teman-teman lama memang tidak sesulit yang dibayangkan, tapi aku merasa ada yang hilang dari kebiasaanku sebelumnya.
Disini aku mulai bekerja sebagai karyawan biasa di salah satu perusahaan besar yang cukup terkenal di beberapa negara, banyak hal baru yang kupelajari selama berada disini. Aku juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk memperluas pergaulan, berkenalan dengan orang-orang penting dan berusaha mengasah kemampuan ku, keahlian yang sejak lama sudah kumiliki harus diperlihatkan agar pencapaian ku mendapat penghargaan yang setimpal.
Uang bukan lah sesuatu yang sulit ku dapatkan, keluargaku bukan orang susah. Kami cukup berada makanya aku bisa pergi dari kampung halamanku dengan begitu mudah, meskipun begitu aku tidak mau menunjukkan kepada orang-orang.
Uang tidak bisa membuat dirimu menjadi baik, karakter tidak bisa diperbaiki dengan bermodalkan uang dan warisan. Karakter itu dibentuk sebaik mungkin sejak dini agar jangan menjadi cela buruk dimasa mendatang.Pertama kali untuk ku jauh dari ayah dan ibu, tapi sama sekali tak menyulitkan aku karena sedari dulu aku sudah biasa ditinggal oleh mereka untuk kerja. Tinggal sendirian di apartemen seperti sekarang tak membuatku bermalas-malasan, aku terbiasa melakukan pekerjaan rumah.
Aku memang mandiri, senang melakukan hal-hal kecil yang menurutku sangat penting. Mencuci pakaian sendiri tanpa mesin cuci, menggunakan kedua tanganku, mencuci piring, menyapu dan mengepel. Bahkan aku tidak segan untuk membersihkan air conditioner, aku tidak begitu menyukai kesempurnaan tapi semua pekerjaan harus berjalan sempurna tanpa hambatan.
Ini mungkin kelebihanku, apalagi dirumah aku selalu melihat ayahku melayani ibu dengan baik. Ibuku adalah ratu dirumah, dia bahkan tak pernah menyentuh dapur selama puluhan tahun. Katanya, menikahi ayahku adalah anugerah terbesar dalam hidupnya. Kesusahan dimasa kecil membuat dia sangat bersyukur memiliki suami seperti ayah, begitu juga sebaliknya.
Berkat ibu, ayahku jadi lebih rendah diri. Sifat angkuh yang dulu melekat dalam dirinya perlahan menghilang, dia berubah menjadi pria sejati yang membuatku sangat mencintainya.
Ayahku adalah contoh terbaik, dan ibuku adalah surgaku.Aku beruntung dilahirkan dalam keluarga yang bahagia, adik perempuanku juga sama.
Kami hanya dua bersaudara, sifat manja nya sama sekali tidak membuatku risih. Aku semakin senang kalau dia bergantung padaku, aku merasa diperlukan dan berguna. Setidaknya ini adalah kesenangan dalam diriku yang mungkin orang lain anggap aneh.Ngomong-ngomong soal kebiasaan, aku jadi merindukan seseorang. Bagaimana kabarnya sekarang, sudah lima tahun tak pernah mendengar apapun lagi tentang dirinya.
Apakah dia sudah menikah?
Aku pasti akan patah hati bila mendengar kabar dia menikah, namun bila itu membuat dirinya tersenyum maka akan kurelakan dia menikah, meski bukan bersamaku.
Aku merindukan dia yang tak pernah terlihat oleh mata, namun terasa dihati begitu dekat.
Apakah ada kesempatan untukku menggapai hatinya lagi, sudah selama ini aku bahkan tak berani muncul dihadapan nya.
Aku telah meraih semua impianku, aku telah menciptakan duniaku sendiri disini tapi masih menginginkan dia. Beberapa kali aku mencoba mencari orang lain untuk serius dalam hubungan, mengingat umurku sudah cukup matang tapi tak satu pun dari mereka berhasil mengusirnya dari bayangan kepalaku.
Bagaimana rupanya setelah sekian lama, apakah dia masih seperti dulu?
Apakah dia masih tetap cantik meski tak berdandan?Atau sekarang dia sudah bisa memakai riasan, wajah nya yang kuingat terakhir kali sangat menyedihkan.
Dia benar-benar menyiksa diri sendiri, aku ingin menolongnya seumur hidupku. Tak peduli berapa lama harus menunggu, mungkin akhir tahun aku akan mendapatkan persetujuan pindah tugas.
Andai pun tidak, aku ingin mendapatkan cutiku selama tiga tahun terakhir agar bisa menemuinya. Dimana pun dia berada, kuharap dia masih sendiri.
Karena aku tidak akan sanggup menerima kenyataan kalau dia sudah bersama orang lain, aku tidak tahu harus kemana bila dia memang sudah dimiliki lelaki lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day I Left
General FictionCerita ini hanya karangan tak pasti, tiada akhir yang bahagia untuk kisah yang tragis.