43 End

40 4 5
                                    

Kita tidak diciptakan untuk saling membenci, mungkin rasa bersalah yang menjelma jadi kebencian adalah bentuk kesadaran diri seseorang demi menutupi kelemahan yang sesungguhnya.

Tidak ada orang yang peduli pada cerita sedihmu, mereka hanya akan mendengarkan ketika kamu telah berhasil melalui fase penderitaan tersebut.

Mereka yang berhasil berjalan diatas duri tajam memilih untuk diam, bukan tanpa alasan. Menceritakan keadaan yang sedang berlangsung tak akan membuat orang lain bersimpati, justru hanya membuat kita terlihat menyedihkan.

Berceritalah saat kamu telah berhasil melewatinya, kemas penderitaan mu dalam kisah yang dramatis dan penuh senyuman, dan jangan sesekali berikan airmatamu ketika bercerita. Tunjukkan bahwa kamu adalah sosok yang tangguh nan kuat, agar mereka salut pada keyakinan mu, tidak perlu menunjukkan sisi buruk dirimu ketika bercerita.

Berikan penampilan terbaikmu, sehingga kesan tak terlupakan itu akan membekas dalam ingatan mereka bahwa kamu adalah orang yang pantas dikagumi.

Tempatkan dirimu diantara orang-orang yang menerima mu, bukan hanya ingin tahu tentang hidupmu.

Memang tak setiap tempat bisa menerima kita, namun ada kalanya kita yang harus memaksakan diri sepantas mungkin agar bisa membaur.

Tak perlu merasa berbeda bila orang lain menatapmu aneh, merasa banggalah jika mereka menganggapmu aneh karena tak semua orang sanggup hidup seperti yang telah kamu lalui.

Bertahan lah meski banyak sekali jalan yang mengajak mu mengakhirinya, berbaiklah kepada tubuh lemah mu dan sehatkan dia agar dirimu semakin kuat.

Tak perlu menjadi orang lain dalam memperbaiki diri, kita semua punya cara masing-masing.

Dian memandang langit cerah yang tak berawan, entah sudah berapa lama ia tinggal disini. Yang jelas semua terasa lebih mudah diterima, hati dan pikiran nya seolah telah bebas dari segala macam pikiran buruk. Bayangan gelap dari masa lalu seakan terhapuskan dari benak Dian, semua terasa ringan dan mudah.
Gadis itu bangun dan berjalan menelusuri jalan setapak tanah yang bercampur kerikil kecil, kaki yang tak beralas itu menapaki jalanan sembari menikmati udara menyegarkan disekeliling nya.

Beginikah hidup yang selama ini Dian sia-siakan, kenapa baru sekarang dia merasakan kesempurnaan ini.

Dian hanya lupa bahwa dirinya harus hidup dengan baik tanpa ragu, tapi manusia selalu menemukam jalan mereka setelah badai.

Ia terus berjalan melewati gerbang cahaya menyilaukan, kemana pun gadis itu pergi semoga itu adalah kehidupan yang lebih baik.

Terima kasih, Aldo.

Terima kasih karena telah percaya padaku untuk memilih jalanku sendiri.
















The Day I LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang