41

22 4 2
                                    

Andai saja semua orang memiliki kehidupan yang sempurna dan senantiasa diliputi kebahagiaan, lantas siapa yang akan merasa menderita.

Tuhan menciptkan keseimbangan dalam hidup, ketika kita bisa merasakan kebahagiaan, kita juga bisa merasakan kecewa dan sedih.

Tapi bagaimana jika kesedihan dan penderitaan itu terus memenuhi kehidupan mu, meski sudah banyak jalan yang dilalui, kesengsaraan itu tak pernah melepaskan mu?

Dian bahkan tak pernah menemukan secuil saja harapan untuk mengubah garis kehidupan yang menyedihkan, seolah takdir hanya mempermainkan nya, jalan yang seharusnya mampu ia lewati kini mulai tertutup oleh kebencian.
Bagaimana bisa dia menjadi kuat sedangkan tak henti-hentinya derita itu datang, jiwanya kosong dan hatinya hancur tak bersisa.

Apa yang diharapkan manusia menyedihkan seperti Dian dari zat yang disebut Tuhan itu.

Selama ini Dian hanya berjalan lurus tanpa keyakinan, dia hanya menjalani peran tanpa mencari tahu maksud dari takdirnya sendiri, penderitaan memenuhi kehidupan nya namun Dian tak pernah mencari dimana letak keberadaan Tuhan sebagai penghibur hati yang lara.
Dian hanya memikirkan derita dan derita saja tanpa pernah memikirkan, berdoa.

Berdoa dengan cara yang tulus tanpa menuntut, berdoa dengan cara yang indah tanpa menyalahkan, berdoa dengan cara yang paling sederhana tanpa merasa rendah dan hina.

Ini bukan hanya kisah biasa, tapi perjalanan hidup dua insan yang terbelenggu obsesi dunia.
Aldo dengan cinta nya, Dian dan keinginan nya untuk hidup lebih baik tanpa mau menerima takdir.

Apa dan bagaimana dia harus menemukan hal itu bila Tuhan saja tak pernah dia rayu, apakah Dian akan mati dengan cara yang sia-sia?
Tentu saja tidak, setitik pasir dilautan merintih pun akan Tuhan dengar. Apalagi kita manusia yang telah dia ciptakan dengan begitu sempurna, Tuhan hanya meminta kita untuk bersabar.

Sabar bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tapi imbalan dari kesabaran itu sangatlah besar. Sehingga tak semua orang mampu melakukan nya, hanya orang-orang pilihan yang bisa bersabar.

Dian berjalan melewati pintu putih berukuran sangat besar, tubuhnya bahkan terlihat sangat mungil ketika berdiri didepan pintu. Dia takut tak bisa membuka pintu raksasa itu, namun sesuatu telah menggerakkan nya sehingga kini terbukalah pintu tersebut.

Hal pertama yang dilihat Dian adalah, taman yang begitu luas dengan hamparan rumput hijau menyegarkan mata memandang. Bau harum menyebar keseluruh sudut tempat, wangi yang tak pernah Dian temui seumur hidupnya.
Seakan tak cukup dibuat terkagum-kagum, Dian memberanikan diri melangkah masuk. Tapi saat ia baru saja menginjakkan kaki kedalam sana, seseorang menarik lengan nya.

Seorang lelaki tanpa wajah, postur tubuhnya menjulang tinggi dengan pakaian serba putih kini menatap kearahnya. Meski tak memiliki wajah yang tak dapat dilihat jelas oleh Dian, namun gadis itu bisa merasakan tatapan nya.

"Kamu dilarang memasuki area ini."

Dian terdiam, suara itu terdengar asing namun menggetarkan jiwanya. Begitu berat dan dalam mendobrak kesadaran Dian.

"Ke-kenapa? Dia begitu indah, aku ingin bermain diatas rumput dan menikmati aroma wangi ini."

Lelaki itu tampak menggeleng tak mengizinkan Dian, ia menggerakan jarinya kemudian pintu raksasa itu kembali tertutup. Dan sekarang mereka telah berpindah dimensi, dimana Dian tengah berada didalam ruangan kosong tak ada apapun selain mereka berdua.

"Belum saatnya, kamu lihat pintu itu?

Dibalik sana, ada doa yang terus ditujukan kepadamu. Kehidupan mu sangat sulit selama ini, tapi berusaha lebih keras lagi mengenal NYA. Berusaha lebih giat lagi untuk memaafkan apa yang telah berlalu, doa-doa itu akan sampai kepadamu saat tiba waktu nya."

"Aku tidak mengerti apa yang sedang kamu bicarakan."

"Dia yang kini menatap kita, dia yang senantiasa menjaga kita, dan dia yang selalu membuatmu berpikiran buruk tentang kehidupan ini. Kenali dia, rasakan kehadiran nya dan jalankan perintahnya. Semua akan membaik dan kamu akan merasakan apa itu bahagia."

Dian belum sempat menyuarakan kebingungan nya, pintu yang tadi ditunjuk lelaki itu kini terbuka lebar.

Disana ada banyak suara-suara yang memanggil namanya, ucapan yang sangat ingin Dian dengar kala masih hidup, juga kalimat-kalimat penuh semangat. Semua terdengar tulus dan menyentuh hati, Dian menangis tanpa sadar. Dia telah melakukan kesalahan besar, apakah masih bisa diperbaiki?

"Tidak ada yang rusak dalam takdir seseorang, ada kala nya kamu harus melewati badai tanpa pelindung dan menguji keyakinan mu, hanya untuk satu cinta. Mereka yang berhasil menemukan arti kehidupan, tak akan pernah menyalahkan takdir.
Sejatinya manusia telah diperlihatkan kehidupan mereka sebelum dilahirkan, temukan alasan mu sendiri kenapa ingin dan begitu yakin untuk lahir, bahkan ketika kamu lahir bukan cinta yang didapat melainkan penderitaan tiada akhir. Bukan kesulitan itu yang datang kepada mu, namun kamu sendiri yang menciptakan kesulitan sehingga lupa mencari jalan keluar.

Hidup itu indah, bila kita memahami arti nya.

Hati mu tidak pernah hancur oleh kebejatan manusia, Tuhan menciptakan hati manusia sangat kokoh sehingga perlakuan, perkataan tidak akan mampu menghancurkan nya kecuali mereka yang merugikan diri sendiri."

Percayalah, disetiap sudut gelap akan selalu ada tempat untukmu berdoa.

Dan disana kamu bisa mencurahkan segala nya tanpa harus merasa dihakimi.

The Day I LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang