24

20 5 1
                                    

Setiap hari Aldo akan datang di jam yang sama, dan pulang ketika mendekati waktu tengah malam.

Eri memberikan akses khusus untuk lelaki itu agar bisa keluar masuk dengan mudah tanpa harus melewati penjaga, kebetulan dirinya mempunyai koneksi bagus terhadap orang-orang penting dirumah sakit. Jadi bukan hal sulit membantu Aldo agar lebih leluasa melakukan apa yang seharusnya.
Eri mencoba berdamai dengan diri sendiri, pada hati dan cintanya.

Dia tak berhak atas keputusan Aldo, sejak awal mereka memang hanya berkenalan melalui kakaknya dan tidak ada hubungan khusus. Terlebih akan sikap Aldo yang memang selalu baik kepada siapapun, melihat usaha lelaki itu merawat Dian sungguh membuatnya cemburu tapi Eri tak ingin merusak kebahagiaan orang.

Setiap hari selama berminggu-minggu, Aldo hadir disini. Meski tak ada perkembangan spesifik terhadap kondisi Dian, tapi ada hal-hal baik yang terjadi. Dian tidak lagi mengamuk, dia sudah mau makan dan minum obat.

Aldo juga selalu membawanya jalan-jalan ke taman, mengajak nya bercerita dan membawakan berbagai jenis buku, bunga bahkan makanan ringan. Dian tidak memberikan respon berarti namun Eri tahu, gadis itu mulai mengenali orang-orang disekitarnya.
Setiap kali Aldo mengajak nya bercerita, Dian akan menunjukkan rasa tertarik untuk mendengar.

Tidak ada lagi jeritan memilukan, tidak ada darah dan luka yang bertambah ditangan nya, semua membaik secara perlahan.

Lalu hari ini Eri melihat Aldo membawa gitar, satu hal yang membuat gadis itu jatuh cinta kepada sahabat kakak nya ya karena dia pandai bernyanyi sembari bermain gitar. Pesona nya tidak bisa ditolak begitu saja, suara Aldo juga tak dapat diremehkan.

Lagu apapun yang dia bawakan selalu bisa ia nyanyikan dengan baik, semua terkomposisi dengan pas.
Pria itu juga memiliki penampilan sederhana namun aura ketampanan nya memancar tanpa habis.

Eri yang melihat dari kejauhan kebersamaan Aldo dan Dian hanya menatap iri, jujur saja, ia tak bisa membayangkan betapa bahagia nya dicintai begitu besar oleh seorang lelaki seperti Aldo. Dia tidak buta untuk melihat betapa besarnya rasa cinta lelaki itu untuk Dian, seakan dunia Aldo hanya berpusat pada wanita itu. Ditambah lagi cerita-cerita Dian sewaktu sehat dulu, ia tahu bahwa mereka saling mencintai.

Hanya saja, mereka berdua sama-sama memilih memendam.

Eri tahu semuanya, menjadi saksi kisah cinta orang lain memang sangatlah berat terlebih hati sendiri perlu ditata kembali.

Aldo tersenyum ceria menyanyikan lagu romantis untuk Dian, ia juga tak segan menunjukkan sikap yang akan membuat siapapun terbuai. Beberapa kali ia mengusap kepala Dian, mencium tangan perempuan itu lalu mencoba mengajak nya menari walau tidak mendapatkan balasan ia tetap bersemangat menampilkan aksi.

Seumur hidup, tidak akan kau temukan orang seperti Aldo dalam dunia nyata. Kalau pun ada, mereka terlahir sangat langka. Dan Eri menyesal dengan kenyataan itu.

Sikap Aldo pada Dian benar-benar membuat hatinya cemburu.

Tak mau lebih lama lagi melihat adegan menyenangkan itu, Eri memilih pergi dari tempat persembunyian nya.

Membiarkan dua orang itu menghabiskan waktu bersama.

The Day I LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang