Aku tahu ini sangat bodoh, tapi bagaimana bisa aku mencintai seorang gadis melebihi hidupku sendiri.
Sejak dulu, hingga detik ini perasaanku tak pernah berubah untuknya. Tidak peduli seburuk apa kondisinya, aku hanya ingin menyentuhnya, menunjukkan pada dia bahwa dunia seindah itu.
Tapi ketika aku melihat kedua matanya yang tidak menunjukkan apa-apa selain kekosongan, hatiku bagaikan dicabik-cabik. Sakit sekali, aku tidak mampu hidup dengan meninggalkan dia sendirian. Aku ingin terus bersama nya tak peduli apapun yang akan terjadi nanti, saat ini aku hanya mau memeluknya.
Di, aku tahu waktu akan menyembuhkan luka mu. Biarkan aku membantunya membaik, aku tidak bisa melepaskan tangan mu ketika sudah ku genggam. Aku ingin menemani mu dihari paling gelap, paling sulit sekalipun.
Di, cintaku mungkin tak sebesar rasa sakitmu tapi aku percaya bahwa perasaanku untuk tulus. Aku mencintaimu bukan karena kamu terlahir sempurna, namun hatiku menginginkan mu karena aku yakin hanya kamu lah yang terbaik untukku.
Tuhan tidak mungkin mempertemukan kita bila memang tak bisa merajut kisah, sepenggal pun tak apa asalkan aku dan kamu mempunyai kenangan bersama. Andaikan suatu hari nanti aku berhasil menyembuhkan luka mu, dan kamu menemukan rumah lain, maka Di, aku akan melepaskanmu dengan perasaan ikhlas. Aku tidak bisa memaksa kehendakku tapi untuk saat ini, biarkan aku masuk kedalam dirimu dan ikut merasakan sakitnya lalu kita sembuh bersama.
Di, ketakutanku saat itu hanyalah penolakan yang akan kamu berikan. Sekarang berbeda, aku lebih takut tak melihatmu lagi. Aku lebih takut kehilangan mu, aku bukan tidak percaya kepada takdir yang Tuhan beri kepada kita namun aku hanyalah manusia yang memiliki keinginan.
Aku mungkin tidak berhak memiliki mu sekarang, tapi akan kupastikan apa yang sepantasnya menjadi milikmu akan kembali kepadamu.
Hidup, mimpi dan cinta yang sudah menjadi hak mu, akan kuberikan dan kuhujani dirimu dengan limpahan kasih sayang sampai kamu lupa bahwa hari terburuk itu pernah ada.
Aku mencintaimu, Di.
Sulit untukku berpura-pura tenang, tapi aku harus bersikap dewasa dan baik-baik saja. Aku akan menutup mataku dari cemooh orang terhadapmu, aku akan menutup telingaku dari kata-kata yang mungkin menyudutkan mu, aku hanya akan melihat dirimu.
Sebagian diriku telah kuberikan kepadamu, maka akan ku jaga sampai akhir.
Perasaan kita mungkin tak bisa disatukan, aku yakin cinta memilih jalannya sendiri.
Dan sebelum dia memilih jalannya, aku akan membuka lebih dulu awalan yang indah untuk kita berdua.
Aku mengusap kening gadis yang selama ini telah kucintai sepenuh hati, pikiranku masih kalut tapi kucoba baik-baik saja.
Sudah seharian aku berada disini dan keadaan Dian tidak lebih baik dari kemarin, meski tak sehisteris sebelumnya aku mencoba tak meninggalkan dirinya barang sedetik pun.Dia telah banyak membuang makanan, hari ini aku menyuapinya agar jangan ada lagi yang terbuang, memberikan air minum dan potongan buah supaya tubuhnya memiliki gizi yang cukup. Saat aku menggendong nya, aku seperti membawa angin.
Tidak apa bila ia terus memuntahkan makanan karena rasa sakit yang mendera, akan kuberikan makanan lainnya.Aku tidak akan membiarkan kamu melewatinya sendiri.
Memandangi mu terlelap akan menjadi kebiasaan baruku, hal menyenangkan dikondisi yang tak normal. Aku menikmati waktu sunyi diantara kita, Di. Hanya ada aku dan kamu, kita berdua membangun ikatan tak kasat mata.
Aku yakin kamu akan sembuh, aku meyakini bahwa setiap luka pasti akan membaik begitu juga jiwa mu yang telah menderita.
Di, merasakan betapa dingin nya tangan mu membuatku ingin selalu memberikan kehangatan.
Aku tidak bisa membohongi diri sendiri, sebesar itu cintaku untuk mu.
Jika suatu saat kamu telah mampu mengenaliku, dan kamu sadar betapa besar cintaku untukmu maka jangan pernah pergi tanpa kabar.Setidaknya izinkan aku mengetahui keberadaan mu, dimana pun dan bagaimana pun dirimu, akan selalu tercipta ruang sendiri dihatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day I Left
General FictionCerita ini hanya karangan tak pasti, tiada akhir yang bahagia untuk kisah yang tragis.